Jakarta - Perusahaan global di bidang jaringan dan keamanan siber, Cisco, merilis studi terbaru yang mengungkap pergeseran besar dalam arsitektur jaringan perusahaan.
Perubahan ini dipicu oleh penggunaan asisten dan agen kecerdasan buatan (AI), serta beban kerja berbasis data yang menciptakan lalu lintas jaringan lebih cepat, dinamis, dan kompleks.
Studi ini menyoroti bahwa kehadiran AI meningkatkan kebutuhan akan jaringan yang lebih adaptif dan aman.
Baca Juga: Model Jurnalisme Islam Mampu Mencerahkan Umat
Para pemimpin IT di seluruh dunia kini mengubah pandangan mereka terhadap jaringan, tidak hanya sebagai infrastruktur, tetapi sebagai fondasi strategis untuk melindungi organisasi dan mendorong pertumbuhan.
6 Tren Utama Transformasi Jaringan
Studi Cisco mengidentifikasi enam sinyal utama yang menandai perubahan ini, sebagian besar mencerminkan tren di Indonesia:
Jaringan Menjadi Prioritas Strategis: Sebanyak 98% perusahaan di Indonesia menganggap jaringan modern vital untuk AI, Internet of Things (IoT), dan komputasi awan (cloud). Anggaran jaringan pun diprediksi akan meningkat.
Keamanan Jaringan Adalah Keharusan: 100% pemimpin IT menilai jaringan yang aman penting untuk operasional dan pertumbuhan bisnis. 97% percaya bahwa peningkatan kualitas jaringan akan memperkuat keamanan siber.
Baca Juga: Model Jurnalisme Islam Mampu Mencerahkan Umat
AI Menuntut Jaringan yang Resilien: 100% pemimpin IT menganggap jaringan yang tangguh sangat dibutuhkan, terutama setelah 60% perusahaan mengalami gangguan serius. Gangguan ini menyebabkan kerugian hingga USD 160 miliar per tahun per perusahaan.
AI Pendorong Peningkatan Pendapatan: 58% pemimpin IT melihat jaringan modern berdampak besar pada pendapatan melalui penerapan AI. AI dapat mempersonalisasi dan mengotomatisasi pengalaman pelanggan, meningkatkan loyalitas, dan pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: Sektor Pertanahan Pemerintah Nepal Kunjungi Kantor Pertanahan Kulonprogo
AI Mengubah Infrastruktur Komputasi: 53% pemimpin IT menyatakan pusat data mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan AI saat ini. Oleh karena itu, 95% berencana meningkatkan kapasitas pusat data mereka.
Jaringan Otonom Menjadi Kebutuhan: 99% pemimpin IT di Indonesia menganggap jaringan otonom berbasis AI penting untuk pertumbuhan masa depan, meskipun baru 52% yang sudah menerapkan teknologi ini.