Awal 2023 Luas Lahan dan Produksi Beras DIY Terus Berkurang, Ini Prediksinya

Photo Author
- Minggu, 9 April 2023 | 10:21 WIB
Awal tahun 2023 luas lahan dan produki beras propinsi DIY terus berkurang
Awal tahun 2023 luas lahan dan produki beras propinsi DIY terus berkurang

Krjogja.com - YOGYA - Sepanjang tahun 2022, luas panen padi mencapai sekitar 110,93 ribu hektare dengan produksi sebesar 561,70 ribu ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2022 mencapai 319,06 ribu ton. Secara umum luas dan jumlah produksi beras DIY sepanjang tahun 2022 menunjukkan hasil positif. Namun, memasuki awal tahun 2023 jumlah produksi beras berkurang sejalan dengan pengurangan luas panen yang ada.


"Luas panen padi pada 2022 mencapai sekitar hek 110,93 ribu hektare, mengalami kenaikan sebanyak 3,4 ribu hektare atau 3,18 persen dibandingkan luas panen padi di 2021 yang sebesar 107,51 ribu hektare. Adapun p roduksi padi pada 2022 yaitu sebesar 561,7 ribu ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 5,17 ribu ton atau 0,93 persen dibandingkan produksi padi di 2021 yang sebesar 556,53 ribu ton GKG," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi DIY Sugeng Arianto, Msi melalui keterangan pers yang dikutip dari laman resmi www.bps.go.id.


Menurut Sugeng produksi beras pada 2022 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 319,06 ribu ton, mengalami kenaikan sebanyak 2,93 ribu ton atau 0,93persen dibandingkan produksi beras di 2021 yang sebesar 316,12 ribu ton. Berdasarkan hasil Survei KSA, realisasi luas panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 110,93 ribu hektare, atau mengalami kenaikan sebesar 3,42 ribu hektare (3,18 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 107,5 ribu hektare.


 


[crosslink_1]


"Puncak panen padi pada 2022 selaras dengan 2021 yaitu terjadi pada bulan Februari. Luas panen padi pada Februari 2022 adalah sebesar 24,2 ribu hektare, sedangkan pada Februari 2021 luas panen padi mencapai 24,213 ribu hektare," ungkapnya.


Sementara itu, kata Sugeng Arianto luas panen padi pada Januari 2023 mencapai 9,2 ribu hektare hektare, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2023 diperkirakan seluas 47,74 ribu hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 56,97 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 1,9 ribu hektare (3,23 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2022 yang sebesar 58,87 ribu
hektare.


Dia mengatakan produksi padi di D.I. Yogyakarta sepanjang Januari hingga Desember 2022 mencapai sekitar 561,70 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 5,17 ribu ton GKG (0,93 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 556,53 ribu ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2022 terjadi pada bulan Februari, yaitu sebesar 120,91 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan September, yaitu sekitar 12,02 ribu ton GKG. Adapun jika perkembangan produksi padi selama tahun 2022 dilihat menurut Subround, terjadi peningkatan produksi padi pada Subround Januari−April 2022 sebesar 8,95 ribu ton GKG (2,91 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2021.


"Peningkatan produksi padi tersebut disumbang oleh adanya kenaikan luas panen pada Subround Januari−April 2022 yaitu sekitar 8,95 ribu hektare (2,91 persen) dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, penurunan produksi padi terjadi pada Subround Mei−Agustus 2022 dan Subround September-Desember masing-masing yaitu sekitar 2,98 ribu ton GKG (1,61 persen) dan 0,8 ribu ton GKG (1,25 persen) dibandingkan periode yang sama pada 2021," paparnya.


Kendati demikian, Sugeng mengingatkan pada Januari 2023, produksi padi diperkirakan sebesar 9,23 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2023 mencapai 244,35 ribu ton GKG Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2023 diperkirakan mencapai 290,621 ribu ton GKG, atau mengalami penurunan 26,29 ribu ton GKG (8,30 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 316,91 ribu ton GKG. Peningkatan produksi padi yang cukup besar pada 2022 terjadi beberapa wilayah penghasil padi yaitu di Kulon Progo dan Gunungkidul.


"Di sisi lain, beberapa kabupaten/kota mengalami penurunan produksi padi yang cukup besar, yaitu Bantul dan Sleman. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2022 adalah Gunungkidul, Bantul, dan Sleman. Sementara itu, dua kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kulon Progo dan Kota Yogyakarta," ungkapnya.





Berkurang di awal 2023


Data BPS juga menunjukkan berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2023, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2023 adalah Gunungkidul, Bantul, dan Sleman.


Sementara itu, dua kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kulon Progo dan Kota Yogyakarta. Potensi penurunan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari–April 2023 dibandingkan Subround yang sama pada 2022 terjadi di Kulon Progo, Gunungkidul, dan Bantul. Sementara itu, potensi kenaikan produksi padi pada Subround Januari–April 2023 hanya terjadi di Sleman.


"Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi sepanjang Januari hingga Desember 2022 setara dengan 319,06 (ribu ton beras, atau mengalami kenaikan sebesar 2,9 ribu ton (0,93 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 316,12 juta ton," imbuh Sugeng Arianto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X