Krjogja.com - YOGYA - Pengurus Daerah, Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) DIY menggelar Musyawarah Luar Biasa (Muslub) tahun 2023 di Hotel Ruba Graha Yogyakarta, Kamis (5/1/2023) dengan agenda utama memilih ketua umum dan pengurus. Terpilih secara musyawarah mufakat sebagai Ketua Umum PTMSI DIY periode 2023-2027, Ir Atmaji.
Muslub dihadiri pengurus KONI kabupaten se-DIY, pengurus (ketua, sekretaris, bendahara) PTMSI kabupaten/kota se-DIY, peninjau (para ketua PTM kabupaten/kota se-DIY) dan Mentereng Sakti dari Pengurus Besar (PB) PTMSI selaku care tacker. Sedangkan pihak-pihak yang diundang antara lain Polda DIY, Angkatan Laut dan Polsek setempat. Di sela muslub, Ketua Umum PB PTMSI Peter Layardi menyampaikan sambutannya secara daring.
Atmaji yang saat ini menjabat sebagai Anggota Komisi B DPRD DIY menuturkan, dirinya mempunyai visi untuk meningkatkan prestasi atlet-atlet tenis meja DIY lebih tinggi lagi baik di tingkat nasional (PON) maupun tingkat internasional (SEA Games, Asian Games). Untuk mewujudkan visi itu, maka perlu didukung sarana prasarana memadahi serta kualitas pelatih dan wasit yang lebih baik juga.
"Olahraga tenis meja di DIY sangat banyak penggemarnya (tua, muda), hampir di setiap padukuhan ada wadah perkumpulan atau paguyuban tenis meja (PTM). Ini sangat potensial untuk memunculkan bibit-bibit atlet berkualitas dari DIY," terang Atmaji didampingi Wakil Ketua PTMSI DIY terpilih, Abdul Malikul Quddus SE kepada Krjogja.com di sela muslub.
Disinggung soal dualisme kepemimpinan antara PB PTMSI dan PP PTMSI, Atmaji menuturkan sikap di tingkat daerah sangat ditentukan atau mengikuti instruksi dari pusat. Sehingga dia berharap dualisme ini segera menemui titik temu. "Wadah atau organisasi memang sangat penting, tapi dualisme ini jangan sampai mengorbankan atlet tenis meja itu sendiri," katanya.
Menurut Atmaji, dirinya sudah melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan ketua PP PTMSI di DIY dan KONI DIY sebagai mitra sekaligus induk olahraga di DIY. Dari pembicaraan itu, semua pihak di DIY sepakat untuk tidak mengorbankan atlet.
"Atlet yang utama, atlet harus diselamatkan. Prinsip saya penyelesaian masalah ala Jogja, yang ramah, santun dan kekeluargaan, tidak perlu masuk ke ranah hukum karena itu akan lama dan menguras energi. Saya optimis tenis meja di DIY ini bisa bersatu, dan atlet-atlet DIY bisa berlaga di semua ajang baik nasional maupun internasional," katanya.
Abdul Malikul Quddus menambahkan, setelah terbentuk kepengurusan, agenda selanjutnya adalah menyusun program kerja. Pada 7-8 Januari 2023 digelar seleksi Pra PON tenis meja DIY, dan pada 20-22 Januari 2023 akan diselenggarakan pelatihan untuk wasit dan pelatihan untuk pelatih. "Soal dualisme, kita terus berkomunikasi dan saya optimis bisa bersatu semuanya, ini demi atlet," katanya. (Dev)