Selisik Khazanah Tanah Istimewa Melalui The Gateway of Java

Photo Author
- Kamis, 15 September 2022 | 10:52 WIB
 The Gateway of Java Kaping #3 dimulai dengan menginjakkan kaki di salah satu hotel bintang 5 paling bersejarah di Indonesia, Royal Ambarrukmo
The Gateway of Java Kaping #3 dimulai dengan menginjakkan kaki di salah satu hotel bintang 5 paling bersejarah di Indonesia, Royal Ambarrukmo

 


KOL diajak untuk makan siang mengitari “magic table”, sebutan pelanggan Bhumi Bhuvana untuk meja tempat mereka makan diselingi obrolan ringan. Mbak Bukhi mempersiapkan kejutan menu untuk setiap pelanggan yang datang. Bahan-bahan makanan yang ada di pasar pagi itu akan ia olah dengan ciamik, mulai dari Anggur Laut hingga Yoghurt tersedia di sana. Sebaliknya, makan siang di Thiwul Ayu Mbok Sum juga tidak perlu diragukan lagi. Di tempat melegenda ini, KOL diajak untuk melihat pembuatan tiwul secara langsung. Proses pengolahannya masih sangat tradisional yakni menggunakan kayu bakar untuk mengukus tiwul.


Kuliner Yogyakarta tumbuh di tengah masyarakat multikultural. Persebaran usaha kuliner di kota ini bisa dibilang cukup masif. Menyadur dari data Bappeda Provinsi DIY, jumlah rumah makan dan restoran yang terdaftar adalah kisaran 1.500 unit di tahun 2022. Jelas, angka tersebut menunjukkan bahwa dunia kuliner cukup variatif. Penjelajahan kuliner dalam The Gateway of Java masih berjalan dengan memperkenalkan KOL pada suatu tempat di bagian utara, Suara Dewandaru. Kedai kopi yang terletak di kaki gunung Merapi ini mengusung konsep listening space dengan puluhan koleksi vinyl dan kaset lawas milik Lana Pranaya, pemilik Suara Dewandaru. Pengunjung dimanjakan dengan suasana sejuk Cangkringan serta alunan musik-musik dari vinyl yang diputar di atas turntable. Kreasi Ambarrukmo dalam The Gateway of Java tahun ini memang lebih luas dibandingkan acara sebelumnya.


Tidak berhenti pada Suara Dewandaru, Ambarrukmo menggandeng salah satu food enthusiast dari Jakarta, Iqbal Rachmat dan mixologist, Retno Redwindsock. Racikan menu kolaborasi antara Chef Eko (Ambarrukmo) dengan Iqbal Rachmat menghasilkan tujuh hidangan mulai dari pembuka hingga penutup. Sedangkan Retno menyajikan tiga minuman spektakuler dengan bahan baku seperti jahe merah, pakcoy dan banyak bahan tradiLanskap Yogyakarta tidak luput dari rangkaian trip The Gateway of Java. Imogiri menjadi destinasi terpilih untuk dijelajahi.


Bertempat di Sungai Oyo, KOL diajak trekking dan menikmati keindahan alam Sriharjo yang masih natural. Sungai Oyo diapit oleh bukit-bukit karst dengan tumbuhan yang cukup lebat. Kegiatan masyarakat desa setempat sangat beragam, selain bercocok tanam, beberapa diantaranya adalah sebagai pembuat arang. Yang menjadi spesial di agenda trekking kali ini adalah momen brunch di pinggir sungai. KOL disuguhi olahan mie yang dimasak secara langsung oleh tim Depot Mie 88 (@depotmie88). Tekstur mie yang kenyal berpadu dengan topping ayam charsiu, pangsit tipis renyah dan chilli oil seakan menjadi obat lelah dalam perjalanan. Selain lanskapnya, Imogiri menyimpan berbagai potensi, salah satunya adalah Kampung Batik Giriloyo. Pemberdayaan masyarakat melalui industri batik inilah yang menarik untuk dikaji.


Jika dilihat dari sejarahnya, kegiatan membatik di desa ini sudah berlangsung sekitar abad ke 17. KOL mengikuti workshop membatik di rumah Ibu Imaroh, pemilik dari Batik Sri Kuncoro. Dari cara memegang canting yang benar hingga cara menggoreskan malam ke muka kain diajarkan secara teliti oleh Ibu Imaroh. Bertepatan dengan diadakannya The Gateway of Java, pesta seni tahunan ARTJOG juga sedang berlangsung. Menjadi destinasi terakhir dalam rangkaian trip, ARTJOG yang bertempat di Jogja National Museum (JNM) menjadi penutup manis. KOL melihat suguhan karya dari 61 seniman Indonesia yang terpajang di lantai satu hingga tiga.


Selain menyusuri Yogyakarta, Ambarrukmo memberikan hospitality maksimal agar KOL bisa merasakan kenyamanan di seluruh properti hotel, Royal Ambarrukmo, Grand Ambarrukmo dan PORTA by The Ambarrukmo. Media trip The Gateway of Java ini menjadi program tahunan Ambarrukmo dengan komposisi KOL dan destinasi yang selalu berbeda di setiap pelaksanaannya. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X