Krjogja.com - YOGYA - Bahasa Jawa selain sebagai alat komunikasi verbal dalam kelompok masyarakat di Yogyakarta, bahasa Jawa juga digunakan sebagai alat transfer nilai, tata cara hidup, bernegosiasi, hingga rekonsiliasi.
Kalimat tersebut diucapkan Verry Handayani sutradara yang bersama Forum Aktor Yogyakarta (FAY) mempersiapkan pementasan teater berbahasa Jawa lakon 'Wedi Abot? Aja Urip!'. Lakon tersebut dipergelarkan di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Kamis (8/9/2022) pukul 19.30.
Pementasan tersebut sebagai bagian dari program Bangkit Berkarya Lagi!!! yang didukung Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI), dengan pelaksana Rosan Production pimpinan Butet Kartaredjasa.
Verry menyebutkan, lakon tersebut merupakan adaptasi dari naskah berjudul 'Mandhiri' besutan Handung Kus Sudyarsana yang diolah kembali oleh Elyandra Widharta bersama FAY yang memang berbasis di kawasan mayoritas menggunakan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi.
"Di sisi lain, bahasa juga bisa menjadi pemicu konflik apabila tidak diiringi dengan empati, toleransi, rekognisi," kata Verry, Senin (5/9/2022).
Untuk memancing keinginan masyarakat yang merindukan pertunjukan teater berbahasa Jawa dengan tanda masuk seharga Rp 50.000 dan Rp 35.000 ini, Verry mengutip dialog yang diucapkan tokoh Ngabdul dalam cerita 'Wedi Abot? Aja Urip'.
"...niki nggih umume, anak niku nek empun kawin, empun berkeluarga kaya kula niki, 'terus berumah menyendiri. Hidup menyendiri dengan kemampuannya. Nek Ibu ming membantu terus, berarti ngganggu leh kula mandhiri."
Seperti judul naskah yang diadaptasi, pergelaran mengangkat isu kemandirian. Mandiri digambarkan sebagai upaya menawar kemampuan menanggung hidup tiga generasi oleh generasi sandwich. Tokoh-tokoh dalam cerita diperankan Ahmad Jalidu, Arief Kurniawan, Bayu Lesmana, Jamaluddin Latif, Joanna Dyah, Mailani Sumelang, M. Dinu Imansyah, dan Yayuk Risti. Pertunjukan panggung ini diiringi musik latar dari Farindo Reskha Jenar.
FAY menyambut dengan suka cita mendapat kesempatan tampil lewat program Bangkit Berkaya Lagi!!! Sebab gelombang Pandemi membawa ketidakpastian dalam seluruh elemen seni, termasuk seni pertunjukan, salah satu bentuk seni yang mempresentasikan karya langsung di hadapan penonton. (Ewp)