Cikal bakal YPBSM berawal dari didirikannya Mardawa Budaya pada 1962 oleh Sasmintadipura atau akrab dipanggil Rama Sas. Karena besarnya animo masyarkat, tahun 1976 membuka wadah Pamulangan Beksa Ngayogyakarta (PBN).
Mardawa Budaya untuk anak-anak, PBN untuk dewasa. Setelah Rama Sas meninggal 1992, dua wadah dijadikan satu menjadi Yayasan Pamulangan Beksa Mardawa Budaya. Dan setelah 1.000 hari meninggalnya, diubah menjadi YPBSM untuk mengabadikan nama Rama Sas.
Repertoar yang ditampilkan, dua di antaranya garapan baru yang tetap berorientasi tari klasik gaya Yogyakarta.
Untuk Langen Sekar Sumawur untuk mengakomodasi anak-anak putri di bawah usia 13 tahun. Beksan Tunjung Piling untuk remaja putra. Bedhaya Purnamajati karya terakhir dan disebut sebagai masterpiece Rama Sas yang baru dipentaskan keempat kalinya sejak diciptakan 1992.
Sedang Fragmen Menak lakon Jayusman Winisudha yang menceritakan tentang adanya pergantian raja agar terjadi keberlangsungan kerajaan, yang sesuai dengan keberadaan YPBSM,
"Demikian pula YPBSM yang tetap ada sampai sekarang diteruskan," tambah putra tunggal Rama Sas tersebut. (Ewp)