YOGYA, KRJOGJA.com - Kementerian Pertanian RI melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang bekerjasama dengan Anggota Komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis bagi Penyuluh dan Petani Milenial Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Gelaran Bimtek merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kapasitas SDM Pertanian untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran,†ungkap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo melalui rilis tertulis, Minggu (24/4/2022).
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan peningkatan produktivitas pertanian dilakukan melalui peningkatan kualitas, kapasitas dan pengetahuan SDM pertanian, baik penyuluh maupun petani. SDM yang berdaya saing tinggi, berkompetensi dan jeli melihat potensi pasar diharapkan mampu mendongkrak pertanian.
Bimtek yang diikuti oleh 70 Petani dan 10 orang Penyuluh ini mengangkat tema Budidaya dan Pemasaran Bonsai. Hadir langsung dalam acara yaitu Teti Rohatiningsih selaku Perwakilan Anggota Komisi IV DPR RI, Wakil Direktur II Polbangtan Yogyakarta Magelang, Sujono, dan didampingi oleh perwakilan Dinas Pertanian setempat.
Didapuk membuka acara, dalam sambutannya Sujono berharap kegiatan bimtek selain memberikan tambahan pengetahuan bagi para peserta juga dapat membangun jejaring di antara petani maupun instansi. Membangun pertanian, memulai bisnis pertanian itu tidak bisa sendirian namun membutuhkan kolaborasi.
“Polbangtan Yogyakarta Magelang siap bekerjasama dan mendampingi kegiatan pengembangan pertanian dan usaha agribisnis sebagai tindak lanjut dari Bimtek tersebut. Kami optimis hal baik ini bisa berjalan,†ungkapnya.
Sementara, Teti Rohatiningsih menyatakan ada potensi bisnis bonsai di Wilayah Cilacap, di mana sudah banyak komunitas pecinta maupun penjual bonsai di wilayah tersebut. Pemerintah ingin mendorong usaha Cilacap menjadi sentra bonsai karena usaha mempunyai pasar yang stabil, segmen yang unik dan khas yaitu hobis, dan tidak terlalu terpengaruh dinamika ekonomi serta keuntungan ekonomi yang tinggi.
“Ini merupakan salah satu upaya memberikan pendidikan yang cukup bagi masyarakat, agar bisa berkarya sehingga terbentuk masyarakat sejahtera dan tercipta lingkungan sosial yang kondusif,†terangnya.
Budi Kuswanto, Ketua Litbang Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PPBI) menjabarkan bahwa dalam berbisnis bonsai, kualitas barang adalah kunci utama keberhasilan bisnis bonsai. Setidaknya ada empat kriteria yang harus dipenuhi pada pohon bonsai, yaitu penampilan, keserasian, gerak dasar, dan kematangan.
“Ada beberapa pohon bonsai yang mudah dikembangkan dan mempunyai nilai jual tinggi seperti, beringin, hokianti atau arsia, anting putri, dan melati gambir,†pungkasnya. (Fxh)