YOGYA, KRJOGJA.com - Perkembangan teknologi internet yang pesat, dengan banyaknya hoaks atau hasutan (ujaran kebencian) di media sosial mengharuskan umat Katolik meneladani Yesus Kristus, yang membalas hasutan dan ucapan bukan dengan kekerasan, namun dengan cinta kasih.
"Kekuatan cinta kasih akan menghidupkan damai sejahtera di tengah mayarakat," ungkap Rm Sapto Nugroho.Pr dalam Ibadah Minggu Palma Minggu (10/4/2022) di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung, Condong Catur Depok Sleman. Minggu Palma, menandai masuknya Pekan Suci dengan puncaknya Perayaan Paskah.
Ibadah Minggu Palma memperingati peristiwa Yesus Kristus saat masuk ke Yerusalem dengan menaiki keledai yang disambut dengan sorak-sorai bagaikan raja, dan dalam beberapa hari ke depan dalam Pekan Suci ada Perayaan Kamis Putih (Perjamuan Terakhir), Jumat Agung (Wafat Kristus), dan puncaknya di Sabtu malam/ Minggu pagi dalam Perayaan Paskah (Kebangkitan Yesus).
"Jika kita membayangkan pahlawan/superhero tentu terbayang sosok yang kuat dan jagoan. Namun sosok Yesus Kristus mematahkan semua mitos, Yesus yang dihina, disiksa, disalibkan membalas dengan cinta kasih sebagai wujud penyertaan Allah bagi keselamatan umat manusia," ungkap Rm Sapto.
Senada Rm Antonius Invarien Alpha Andriyanto Pr dalam homili (kotbahnya) saat Perayaaan Misa Minggu Palma, Sabtu (9/4/2022) sore di Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Pugeran, Yogyakarta menyebutkan, Yesus Kristus memilih menunggang keledai yang kecil dan lemah bukan kuda yang gagah sebagai tunggangannya menunjukkan bahwa Yesus membawa pesan perdamaian, juga berpihak pada yang lemah.
"Yesus di elu-elukan saat memasuki Yerusalem karena ajaran dan mukjizat yang dilakukan Yesus. Tetapi ada juga yang mencemooh dan menghina, bahkan beberapa hari kemudian sebagian orang yang menyambut ikut berteriak untuk menyalibkan Yesus, dan semuanya diterima dengan kasih," ungkap Rm Alpha. (Vin)