“Sosialisasi ke sekolah, gym juga sampai geng-geng atau komunitas lain. Semua kuundang, aku tantang untuk membuktikan. Kalau niat jadi jagoan, sekalian jadi juara,†imbuh vokalis dan pembetot bass Endank Soekamti ini.
Erix yang selama ini juga mewadahi anak-anak muda kreatif di luar sekolah lewat Does University menilai, akar persoalan klithih di DIY terjadi karena kurangnya ruang mengaktualisasi diri. Akhirnya remaja yang punya energi berlebih, bergeser ke ruang kurang baik yang justru mengapresiasi mereka.
“Kalau anak bisa mengaktualisasi, pasti dia sibuk, fokus dan ra sempat golek-golek aneh-aneh. Saat ini faktanya yang dianggap berprestasi, jago, pintar adalah murid terbaik ya anak-anak yang bisa menjawab pertanyaan pertanyaan disekolah, kalau mereka tidak mendapatkan apresiasi dari sekolah, dia akan cari ditempat lain,†tandasnya.
Erix menegaskan gerakan memfasilitasi pertarungan yang jantan di atas ring akan tetap diwujudkan. Ia pun dengan lantang bersuara bahwa siap memberikan ruang dan pelatihan bagi anak-anak muda yang ingin bertarung. (Fxh)