Seperti diketahui, pabrik pil koplo tersebut mampu memproduksi 2 juta pil perhari permesin, padahal ada 7 mesin yang bekerja selama 24 jam. "Kita tidak sedang menyalahkan pihak lain, kecuali pemrakarsa dan pemilih usaha tersebut, akan tetapi kita semua perlu kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar, baik dari pemerintah di semua levelnya dan masyarakat luas," ujar Agus.
Agus Mulyono mengakui memang lokasi pabrik tersebut jauh dari pemukiman penduduk, dan disekitarnya kebanyakan tempat usaha industri dan pergudangan, menyebakan aktifitas pabrik tidak terpantauan aparat dan masyarakat. Pabrik pil koplo tersebut sudah beroperasi sejak tahun 2018, dan baru saat ini terbongkar.
"Semoga aparat kepolisian mampu menelusuri semua orang yang terlibat secara professional dan menarik produk yang belum terkonsumsi oleh pengguna, maupun pengedar untuk dimusnahkan," pungkasnya. (Dev)