YOGYA, KRjogja.com - Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY, Singgih Raharjo mengatakan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan Dinpar DIY mengoptimalkan pemanfaatan Tourism Information Center (TIC). TIC ini untuk menjadi panduan bagi wisatawan yang datang ke DIY.
"Kami menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat, bukan informasi yang kita punya. Jadi basic kami menyediakan informasi itu adalah mengacu pada keinginan dan kebutuhan wisatawan, kita berusaha untuk memberikan itu. Sekarang ini karena sedang pandemi, tentu informasi itu lebih banyak ke digital, sehingga layanan online dan offline kami ke depankan," kata Singgih Raharjo, Rabu (8/9).
"TIC pusat yang ada di Malioboro ini dibuat dengan nyaman dan staf pelayanan yang ramah dan informatif," jelasnya.
Menurut Singgih yang didampingi Kepala Bidang Pemasaran Dinpar DIY Marlina Handayani , informasi yang dibutuhkan wisatawan misalnya tentang tempat wisata, pusat kuliner, penginapan atau hotel, informasi-informasi tentang destinasi baru yang unik yang saat ini banyak bermunculan.
"Saat ini Dinpar DIY juga sedang melengkapi informasi-informasi lain, misalnya, lima warung soto terenak di DIY, lima tempat wisata dengan pemandangan yang indah dan lain-lainnya," tambahnya.
Dinpar DIY kini memiliki beberapa TIC, yaitu TIC pusat yang ditempatkan di Malioboro, stasiun, bandara, dan juga di Bali. TIC tersebut juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas demi membuat wisatawan nyaman dan berasa disambut di tempat itu. "Seperti yang di Malioboro, wisatawan bisa rehat sejenak sambil mencari informasi. Kami kan menyediakan semacam lounge ya, mereka bisa duduk atau bersantai, ruangannya juga nyaman. Jadi bukan sekadar buat mencari informasi, banyak kegunaan lah. Kalau layanan informasi secara digital itu disana ada LED touchscreen yang akan menjelaskan informasi tadi, mereka juga bisa akses dari Visiting Jogja," kata Singgih.
Marlina menambahkan, wisatawan mancanegara, biasanya datang ke Yogya sekitar pukul 10.00 WIB, sementara mereka baru bisa check in di hotel setelah pukul 13.00 WIB. Jadi wisman ini kadang berada di TIC Malioboro sambil beristirahat karena biasanya mereka membawa tas yang besar-besar. "TIC sangat berperan dalam mempromosikan wisata Yogya kepada para wisatawan. Pemanfaatan TIC ini tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan tapi juga masyarakat umum, artinya mereka yang mau tanya soal apa saja pasti ke sana," katanya.
Di sisi lain lanjut Marlina, kelengkapan persyaratan bagi usaha pariwisata seperti CHSE dipastikan dipegang oleh masing-masing pengelola. Mereka wajib menjalankan Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) dalam operasionalnya di masa pandemi. Sampai dengan 2021 ini ada sebanyak 331 usaha pariwisata di DIY yang telah mengantongi sertifikat CHSE.Tak hanya itu, nantinya DIY juga bakal menerapkan dua aplikasi secara daring, yakni lewat Peduli Lindungi dan Visiting Jogja. Dalam pelaksanaannya, Visiting Jogja akan berperan untuk reservasi wisatawan dan Peduli Lindungi untuk menapis kondisi kesehatan serta kelengkapan dokumen lain dari wisatawan.
"Diharapkan Visiting Jogja ini bisa disinkronkan dengan Peduli Lindungi, jadi si pengguna akan otomatis menginfokan. Tapi dalam pelaksanaan dua-duanya harus jalan, sambil menunggu apakah ini bisa diintegrasikan," harapnya (Mus).