Pimpinan Rumah Sakit DIY Ceritakan Kondisi Terkini, IGD Tutup Karena Pasien Covid Membludak dan Nakes Terpapar

Photo Author
- Senin, 28 Juni 2021 | 12:05 WIB
dr Rukmono Siswishanto saat berikan penjelasan (Harminanto)
dr Rukmono Siswishanto saat berikan penjelasan (Harminanto)

YOGYA, KRJOGJA.com - dr Rukmono Siswishanto, Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, dr Mohammad Komarudin, Direktur Utama RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta dan dr Vincentius Triputro Nugroho, Direktur Utama RS Panti Rapih, bergabung dalam konferensi pers daring bersama wartawan Kepatihan, Senin (28/6/2021) siang. Ketika pimpinan rumah sakit besar di DIY ini menceritakan kondisi terkini setelah kenaikan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir.

dr Komarudin mengungkap rumah sakitnya sempat menutup layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena pasien Covid yang stagnan. Kondisi tersebut terjadi akhir pekan kemarin mulai Jumat (26/6/2021) dan baru teratasi Minggu (28/6/2021) pagi kemarin.

“Pasien Covid memang mengalami kenaikan beberapa waktu ini. Kami sempat tutup IGD dua hari Jumat-Sabtu kemarin, Minggu pagi sudah bisa kami buka. Semalam ini banyak yang meninggal sehingga pasien yang masih di IGD bisa masuk hari ini jadi tidak stagnan,” ungkapnya.

PKU menurut Komarudin bukan tanpa usaha mengurai masalah tersebut. Rumah sakit sampai mengubah ruang vaksinasi Covid menjadi IGD untuk pasien, dengan 12 tempat tidur tambahan.

Namun, masalah lain hadir karena kini banyak tenaga kesehatan baik dokter dan perawat yang terpapar virus Corona. PKU kini mengalami persoalan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan.

“Data terbaru kami, dari Mei sampai saat ini ada 45 orang (positif) dan pagi ini beberapa dokter jaga UGD terkonfirmasi positif rapid antigen dan sedang dilakukan PCR. Artinya ini sangat berpengaruh terhadap layanan. Saat ini posisi sulit, kita coba rekrut dengan memagangkan, dan beberapa yang kita dapatkan, kami undang 40-an yang hadir hanya 14. Pagi ini kita aktifkan. Artinya belum mencukupi rumah sakit ketika nantinya ditambah ruangan Covid. Kami bisa tambah ruangan tapi SDM tidak mencukupi,” sambungnya.

Tak beda jauh, kondisi RS Panti Rapih juga sempat stagnan dan harus menutup IGD agar pasien yang telah masuk bisa tertangani. Panti Rapih diakui sudah menambah satu ruang ICU namun juga langsung penuh per hari ini.

Pun demikian dengan tenaga kesehatan, di mana kini ada 31 nakes, 6 di antaranya dokter yang masih menjalani isolasi lantaran terpapar Covid. Panti Rapih pun mengakui kesulitan menambah ruang perawatan Covid karena kekurangan tenaga kesehatan.

“Saat ini nakes ada 31 yang harus isolasi 6 dokter dan lainnya administrasi dan perawat. Mereka isolasi di rumah sakit dan sebagian mandiri di rumah. Seluruhnya terpapar dari klaster keluarga, ada yang dari suami atau eyangnya. Ini kita coba upayakan bagaimana klaster keluarga kita potong. Perlu kerjasama masyarakat. Kalau perlu lockdown, lockdown deh. Begitu ya. Para nakes ini, kondisinya berangsur baik, tak ada yang berat dan akan kerja setelah selesai. Ini juga mempengaruhi layanan kita, meski kita sudah siagakan juga dari Stikes Panti Rapih ketika nanti terjadi sesuatu,” tandas dr Vincentius Triputro.

Sementara di Sardjito, kondisi saat ini terlaporkan lebih kondusif meski screening calon pasien ketat dilakukan. Hingga siang hari ini dilaporkan ada 13 pasien Covid yang masih antre masuk perawatan dari IGD dan 9 pasien non Covid yang menanti adanya ruangan.

“Sebenarnya cukup banyak yang tak perlu mondok tapi dengan pantauan kalau ada perburukan bisa ke rumah sakit. Artinya ketika sakit masyarakat panik menuju rumah sakit. Tapi kondisi pasien sebagian besar masih bisa isoman. Ini beban layanan mungkin di shelter dan perlu didukung. Data dari 202 pasien yang masuk ke Sardjito, 165 bisa dipulangkan, 24 bisa masuk dan 13 sedang antre. Itu situasi di UGD Sardjito saat ini,” tandas dr Rukmono.

Sardjito sendiri sejak kemarin mulai menyiagakan tenda untuk antisipasi lonjakan pasien yang masuk IGD. Namun hingga Senin siang ini, tenda belum difungsikan karena pasien masih bisa tertangani di IGD yang memang dipisahkan antara Covid dan non Covid.

Terkait SDM rumah sakit yang terpapar, sepanjang Juni ini ada 204 orang di Sardjito. Mayoritas merupakan non nakes, sementara dokter dan perawat mencapai 44 orang. (Fxh)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X