Mudik Dilarang, Terminal Giwangan Tak Ada Lonjakan Penumpang

Photo Author
- Kamis, 6 Mei 2021 | 10:50 WIB
ilustrasi bus
ilustrasi bus

YOGYA, KRJOGJA.com - Kendati sejumlah stasiun maupun bandara tercatat ada kenaikan jumlah penumpang jelang kebijakan larangan mudik 6-17 Mei 2021, namun hal itu tidak terjadi di Terminal Giwangan Yogyakarta. Terminal tipe A yang dikelola Kementerian Perhubungan RI justru tidak terjadi lonjakan penumpang.

Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Giwangan Yogyakarta Bekti Zunanta, menjelaskan jika dibandingkan volume penumpang dari bulan sebelumnya justru ada penurunan. "Tidak ada peningkatan aktivitas. Bahkan kalau dilihat dengan bulan lalu malah menurun jumlah penumpang yang turun atau datang," jelasnya, Rabu (5/5/2021) malam.

Oleh karena itu, dirinya menyakini tidak ada pekerja asal Yogya yang mencuri start mudik dengan menggunakan armada bus antar kota antar propinsi (AKAP). Penumpang yang turun dengan tujuan akhir Yogya pun sepanjang bulan ini bukan lagi didominasi dari Jakarta, melainkan Surabaya.

Di samping itu, mulai hari ini dipastikan tidak ada armada bus AKAP yang masuk ke Terminal Giwangan Yogyakarta. Hal ini seiring kebijakan larangan mudik oleh pemerintah pusat yang sudah diberlakukan. Kementerian Perhubungan juga telah melarang bus AKAP untuk beroperasi. "Di setiap perbatasan sudah ada petugas yang melakukan penyisiran. Jadi kami pun tidak perlu menyiapkan petugas khusus untuk menghalau armada bus AKAP yang akan masuk ke terminal karena sudah tersaring," imbuhnya.

Dengan begitu, armada bus yang masih beroperasi seperti biasa hanya antar kota dalam provinsi (AKDP). Mayoritas armada bus AKDP yang keluar dan masuk Terminal Giwangan ialah Trans Jogja. Sehingga pelayanan penumpang lokal juga tetap diberikan. Kendati armada bus AKAP tidak boleh beroperasi, namun ada pengecualian yang ditentukan oleh Kementerian Perhubungan.

Khususnya armada bus AKAP yang dilengkapi stiker khusus untuk mengangkut penumpang tenaga kerja dari luar negeri atau pekerja migran Indonesia yang hendak kembali ke daerah. Bus AKAP khusu itu juga bisa mengangkut warga Indonesia terlantar, pelajar atau mahasiswa yang berada di luar negeri serta pemulangan orang dengan alasan khusus dari pemerintah. "Kalau bus AKAP dengan stiker khusus itu dari pusat. Jadi ada pengecualian," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogya Heroe Poerwadi, mengaku akan memantau tempat-tempat yang kerap dijadikan titik pemberhentian armada bus. Terutama di kantor agen atau pool bus pariwisata. Kendati armada bus AKAP tidak diperbolehkan beroperasi, kewaspadaan terhadap warga yang sengaja mudik dengan sembunyi-sembunyi tetap harus diantisipasi. (Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

X