Jumlah Kasus Terus Naik, Penanganan DBD Tetap Jadi Prioritas

Photo Author
- Rabu, 28 April 2021 | 13:44 WIB
Ilustrasi DBD
Ilustrasi DBD

YOGYA (KR) - Jumlah kasus dan kematian akibat wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) atau demam berdarah di DIY cukup tinggi mencapai 3.618 kasus dan 13 orang meninggal selama pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. Selain pandemi, kondisi pancaroba pun memicu meningkatnya kasus demam berdarah di DIY, sehingga Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY senantiasa mengimbau agar masyarakat tetap melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pemberantasan sarang nyamuk dengan gerakan 3M.

Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie mengatakan jumlah kasus dan kematian akibat demam berdarah di DIY trennya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tidak hanya pada saat kondisi cuaca yang memasuki pancaroba, namun sekaligus kondisi pandemi ikut mempengaruhi kenaikan jumlah kasus demam berdarah saat ini.

"Apalagi kondisi pancaroba seperti ini, masyarakat malah cenderung abai ditambah ada masa pandemi sehingga kemungkinan kasus demam berdarah naik. Untuk itu pencegahan hingga penanganan demam berdarah tetap menjadi prioritas," ujar Pembajun di Yogyakarta, Selasa (27/4).

Pembajun menuturkan berdasarkan data yang dihimpun Dinkes DIY, kasus demam berdarah mencapai 3.618 kasus dengan 13 kasus kematian pada 2020 lalu. Dengan rincian jumlah kasus tertinggi ada di Bantul sebanyak 1.222 kasus dan 4 orang meninggal. Gunungkidul sebanyak 975 kasus dan 4 orang meninggal, Sleman sebanyak 810 kasus dan 2 orang meninggal, Kulonprogo sebanyak 315 kasus dan 3 orang meninggal serta Kota Yogyakarta sebanyak 296 kasus dan 0 kasus kematian.

"Data kasus dan kematian akibat demam berdarah yang terbaru di DIY yaitu mencapai 247 kasus dengan 2 orang meninggal sampai Maret 2021. Kasus demam berdarah tertinggi terjadi di Sleman sebanyak 87 kasus, diikuti Kulonprogo 61 kasus dan 1 orang meninggal, Bantul 60 kasus, Gunungkidul 26 kasus dan Kota Yogyakarta 12 kasus dengan 1 kasus kematian," imbuhnya.

Dinkes DIY terus berupaya melakukan penanggulangan demam berdarah di DIY dengan berbagai upaya baik melalui PHBS maupun dengan 3M. Adapun 3M yang dimaksud yaitu menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air serta memanfaatkan limbah barang bekas yang

bernilai ekonomis atau dengan daur ulang.

"Ya pastilah kita ingatkan lagi masyarakat harus prepare menjaga diri dengan menjalankan PHBS dan 3 M-nya. Teman-teman puskesmas pun tetap melakukan pemantauan kasus demam berdarah di wilayahnya

masing-masing mulai dari dilakukan pencatatan kasus kemudian ditindaklanjuti. Sebenarnya kasus demam berdarah sudah ada dan terus terjadi setiap tahunnya, cuma kita selalu lupa PHBS-nya. Artinya tidak hanya menjaga diri pada diri sendiri karena yang penting adalah lingkungan," pungkas Pembajun. (Ira)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

X