YOGYA, KRjogja.com - Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta (UPNVYK) melakukan persiapan untuk kuliah tatap muka yang rencananya akan dimulai semester depan. Sistem kuliah akan dilakukan secara 'blended learning' atau gabungan antara luring dan daring.
Dikarenakan masih dalam masa pandemi, kuliah akan memberlakukan protokol kesehatan ketat. Satu ruangan hanya dapat diisi maksimal 50 persen dari kapasitas.
"Rencananya kita tidak membatasi khusus mahasiswa DIY saja. Namun dari luar DIY boleh ikut tatap muka. Namun bagi mahasiswa dari luar DIY, kita wajibkan untuk menyertakan hasil swab antigen," ujar Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UPNVYK Hendro Wijanarko, Selasa (5/4).
Nantinya UPNVYK akan mengatur jadwal bagi mahasiswa yang ingin kuliah tatap muka agar dapat bergantian dengan yang lain. Tujuannya, agar semua mahasiswa dapat merasakan kuliah di kampus. Meski dengan jumlah terbatas dan tentunya protokol kesehatan ketat.
Menurutnya, kuliah tatap muka meski dengan jumlah terbatas tetap dibutuhkan. Sebab, pandemi yang berlangsung setahun ini menghilangkan transfer ilmu terutama soft skill bagi mahasiswa. "Melalui blended learning
, kami berharap upaya transfer ilmu pengetahuan baik yang hard skill maupun soft skill tidak hilang," jelasnya.
Dalam pembelajaran tatap muka, peserta didik secara langsung akan menerima materi lengkap dalam pembelajaran kasus. Tidak hanya itu, materi soft skill seperti disiplin, empati, penghormatan kepada orang yang lebih tua juga bisa ditularkan.
“Pembelajaran sistem online jangka panjang memberi dampak lost generation pada anak didik kita. Lewat monitor peserta didik tidak langsung mampu mendengarkan, melihat gerak tubuh maupun menyalin penjelasan paparan, terutama jika kamera dimatikan,†katanya.
Lewat pembelajaran tatap muka, Hendro menjelaskan mahasiswa minimal mampu menyerap 60 materi yang dipaparkan pengajar. Sedangkan jika hanya mendengarkan saja, maka materi bakal hanya terserap maksimal 20 persen. (Awh)