BANTUL, KRJOGJA.com - Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta mendidik lulusan siap berwirausaha dan mampu memiliki pemahaman Islam secara utuh.
Wakil Rektor UNU Yogyakarta, Dr Senawi disela pelaksanaan Festival Pesantren Ber-Karya “Kreatif dan Berdaya dalam rangkaiam Harlah UNU Yogyakarta ke-4, Minggu (14/3) menuturkan UNU memiliki 5 fakultas dengan 11 prodi dengan totall ada 1.600 mahasiswa. Ditargetkan pada penerimaan Maba tahun ini akan ada sekitar 600 hingga 800 maba baru UNU.
"Peminat tertinggi adalah Prodi managemen dan Studi Islam Interdisipliner (SII) yang menjadi salah satu prodi unggulan NU. Prodi SII adalah Fakultas yang fokus pada agama Islam yang mengkaji Islam dari dalam (sebagai insider) dari berbagai sudut pandang. Lulusan SII diharapkan memiliki wawasan ke islaman secara utuh sehingga bisa menjawab problem jemaah dan problem masyarakat," urainya.
Prodi unggulan berikutnya adalah Ilmu Manajemen yang didesain sejalan dengan salah satu penguatan pengembangan UNU yakni bagaimana NU berperan dalam dunia pendidikan dan perekonomian, kesehatan dan sektor lainya. Ditambahkannya dalam perekonomian, hal yang penting dipahami adalah manajemen, agarnantinya lulusan UNU siap terjun untuk wirausaha.
“Kami memiliki penguatan bidang kewirausahaan, toleransi sosial danpenguatan IT. Dari penguatan tadi maka ada kolaborasi ekonomi dan ITdalam rangka merajut dan menyongsong ekonomi digital,†kata Senawi
Rektor Universitas NU Yogyakarta (UNU) Yogyakarta Prof Purwo Santoso menambahkan ciri UNU adakah kampus kader yakni kampus yang berkhidmad kepada organisasi NU dan jamaah Nahdliyin. “Maka semua mahasiwa NU harus punya karakter ke aswajaan," jelasnya lagi.
Di kampus UNU, mahasiswa banyak yang berkesempatan mengakses beasiswa. Prosentase mahasiswa yang berhasil mendapatkan beasiswa sekitar 56 persen. Bahkan saat pandemi penerima beasiswa hingga 75 persen.
Ditambahkan Rektor, pada Harlah ke-4 menandai selesainya rancangan sistem pendidikan atau kurikulum yang sesuai dengan kaidah NU namun
tidak ketinggalan jaman. Sehingga kurikulum yang dibuat menyesuaikan
kondisi terkini yang jika mengadopsi bahasa bahasa Mendikbud adalah
merdeka belajar.
“Kami memaknai merdeka belajar adalah merdeka menjadi NU. Jadi ada