Lumbung Pangan Mataram, Dispertan Kota Yogya Bina 3 Wilayah

Photo Author
- Selasa, 20 Oktober 2020 | 08:10 WIB
ilustrasi pangan
ilustrasi pangan

YOGYA, KRJOGJA.com - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kota Yogya untuk pertama kalinya menggulirkan kegiatan yang bersumber dari dana keistimewaan (danais). Melalui program Lumbung Pangan Mataram, tiga wilayah menjadi sasaran pembinaan hingga akhir tahun ini.

Kepala Dispertan Kota Yogya Suyana, menjelaskan tiga wilayah tersebut berada di Purbayan Kotagede, Suryodiningratan Mantrijeron, dan Blunyahrejo Tegalrejo. "Tahun lalu sebenarnya sudah ada empat wilayah untuk Lumbung Pangan Mataram namun itu di bawah pembinaan DIY. Sedangkan kami baru tahun ini dengan tiga wilayah sehingga totalnya nanti sudah ada tujuh wilayah," urainya, Senin (19/10/2020).

Total alokasi danais untuk Lumbung Pangan Mataram yang baru pertama kalinya dikelola Dispertan Kota Yogya mencapai sekitar Rp 600 juta. Bentuk kegiatannya lebih bersifat pembinaan wilayah hingga mampu memproduksi hasil pangan secara mandiri.

Suyana menyebut, terdapat tiga aspek yang harus dipenuhi dalam menggulirkan program tersebut, yakni karbohidrat, protein dan sayuran. Sedangkan jenis sektor pertanian yang menjadi fokus garapan bisa disesuaikan kesepakatan di wilayah. "Misal untuk karbohidratnya bisa menanam ubi jalar, singkong atau lainnya. Begitu pula untuk protein bisa dari ayam, lele dan sebagainya. Kalau sayuran seharusnya beraneka ragam, tidak satu jenis," imbuhnya.

Inti program Lumbung Pangan Mataram juga tidak jauh berbeda dengan Kampung Pangan Lestari yang digulirkan pemerintah pusat. Hanya pelabelannya saja yang berbeda karena disesuaikan dengan kearifan lokal. Di samping itu, wilayah yang menjadi pembinaan juga mendapat pendampingan dari tim UGM, terutama Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (PSEK) dan Pusat Inovasi Agro Teknologi (PIAT).

Dengan adanya pendampingan dari beberapa tim yang sudah sangat ahli tersebut maka harapannya hasil pengelolaan pertanian juga akan maksimal. Tidak hanya dari segi budidaya di lahan sempit melainkan faktor ekonominya. "Misal tanaman sayur sawi, dari satu bonggol bisa menghasilkan hingga satu kilogram. Itu sudah berhasil dikembangkan di Pugeran hasil pendampingan UGM. Begitu pula usulan dari PSEK agar disusupi budidaya madu lanceng yang kini harganya cukup mahal," tandasnya.(Dhi)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

X