Kebutuhan Pangan Saat Pandemi, Pemerintah Perlu Dorong Peningkatan Produksi

Photo Author
- Senin, 4 Mei 2020 | 03:50 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Adanya pandemi Covid-19 menjadikan sejumlah daerah di Indonesia mulai mengalami defisit beberapa kebutuhan pokok. Meski kondisi tersebut masih bisa diatasi, tidak ada salahnya jika mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Karena ketahanan pangan merupakan hal penting untuk mendukung maju mundurnya suatu negara. Guna mewujudkan ketahanan pangan, selain pemerintah perlu mendorong peningkatan produksi, intensifikasi pekarangan perlu dilakukan.

"Intensifikasi pekarangan dari sisi produksi bisa mengatasi pengangguran pada masa covid. Selain itu dari sisi konsumen perlu melakukan penganekargaman pangan agar mengurangi ketergantungan terhadap beras. Seperti makan beras sehari dua kali atau sekali biar konsumsi beras berkurang. Tidak kalah penting yang perlu diperhatikan adalah, pengelolaan distribusi untuk daerah-daerah yang rawan pangan," kata pengamat pertanian dari Akademi Pertanian (Apta) Yogyakarta, Supriyati MP di Yogyakarta, Minggu (3/5/2020).

Supriyati mengungkapkan, jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi sekitar 271 juta jiwa pada tahun 2020, menjadi beban negara yang luar biasa. Untuk mencukupi kebutuhan penduduk terutama pangan, ditargetkan padi dapat diproduksi 3 kali dalam setahun terutama untuk air yang cukup. Sedangkan untuk lahan lain produksi padi bisa 2 atau 1 kali dalam setahun.

Biasanya bulan April dan Mei produk padi melimpah, karena lahan-lahan tersebut dapat mengahasilkan padi secara bersamaan. Dampak dari kondisi itu biasanya terjadi over supply di pasar. Menyikapi kondisi tersebut, biasanya dibeli oleh Bulog untuk disimpan sebagai cadangan pangan bulan berikutnya. Namun di masa Covid ini setelah panen memuncak, jika petani tidak dapat berproduksi bisa kehilangan beras sampai 10 juta ton per musim tanam.

"Efeknya ketahanan pangan terganggu dan itu akan dirasakan di sejumlah daerah. Misalnya beras, gula dan lain-lain mulai sulit didapatkan konsumen atau sering disebut defisit pangan untuk wilayah jauh dari pusat produksi karena terjadinya kesulitan distribusi," ungkapnya.

Lebih lanjut Supriyati menambahkan, supaya ketahanan pangan tetap terjaga, termasuk saat pandemi Covid yang bisa dilakukan adalah, pemerintah tetap mengusahakan peningkatan produksi dengan cara untuk wilayah jawa dengan mekanisasi pertanian. Sehingga dapat melakukan efisiensi, termasuk mengurangi jumlah tenaga karena masa pandemi covid-19. Selain peningkatan produksi juga bisa dilakukan dengan ekstensifikasi yaitu pembukaan lahan di luar jawa di tanah rawa, gambut dan lain-lain yang bisa diusahakan untuk tanaman pangan. Selain itu pencegahan alih fungsi lahan pertanian juga penting. Artinya pemimpin suatu wilayah harus melindungi lahan-lahan.

"Kerjasama di semua kini sangat penting untuk mengatasi ketahanan pangan. Mulai dari pemerintah, masyarakat petani, sampai Perguruan Tinggi," ujarnya.(Ria)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

X