AKHIR - akhir ini kata Lockdown sering akibat serangan virus corona atau corvid 19. Bahkan, beberapa negara sudah melakukan kebihakan tersebut. Lalu, apa sih yang dimaksud lockdown itu sendiri?
Sebagaimana dikutip dari berbagai sumber Lockdown adalah situasi dimana orang tidak diperbolehkan untuk masuk atau meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena alasan sesuatu yang darurat. (Cambridge). Dalam kasus penanganan virus corona lockdown efektif dengan kebijakan pemerintah untuk menutup sejumlah public meeting atau kerumunan yang berpotensi menularkan Virus Corona.
Transportasi publik dihentikan. Toko ditutup. Sekolah diliburkan. Dan sejenisnya. Terkecuali public service yang keberadaannya menjadi denyut nadi kehidupan seperti layanan kesehatan, rumah makan dan food market yang menyediakan kebutuhan harian.
Sebagaimana dilakukan Anies Baswedan, Gubernur DKI sudah memulai langkah. Sejumlah tempat wisata seperti Monas, Ragunan dan Ancol ditutup untuk dua minggu kedepan. Tak menutup kemungkinan akan menyusul tempat-tempat public interaction yang lain. Anies juga minta semua warga Jakarta tidak keluar rumah kecuali untuk kebutuhan yang sangat urgent. Ini tanda, kebijakan lockdown sudah dicicil.
Secara nasional, itu kewenangan pemerintah pusat. Wilayah DKI, Anies punya tanggung jawab sekaligus kewenangan untuk lockdown jika diperlukan, mengingat ada enam kasus covid-19 di Singapura dan satu kasus di Australia yang diklaim penularannya dari Jakarta.
Kenapa harus lockdown?
Sebab pertama, penyebaran covid-19 ini masif. Lonjakan jumlah orang yang terinfeksi sangat tinggi. Sehari kenaikan angkanya bisa lebih dari 100 persen. Kamis 34 orang yang terinfeksi, Jumatnya sudah 69 orang. Itu yang terlacak.
Lonjakan angka ini menunjukkan bahwa ada yang tak terlacak. Berapa jumlahnya dan dimana wilayahnya, tak ada data dan susah diprediksi. Sebab, satu orang bisa jumpa 100 orang dalam beberapa hari saja dan di tempat yang berbeda.
Kedua, orang-orang yang terinfeksi covid-19 dan tak terlacak tadi, tanpa disadari terus menebar virus kepada banyak orang yang berinteraksi dengannya. Semacam sistem Multi Level Marketing (MLM). Sistem MLM ini berlaku secara alamiah dan masif dalam penyebaran Virus Corona.
Jangan kaget jika beberapa hari kedepan, jumlah orang Indonesia yang terinfeksi covid-19 ini melonjak angkanya secara berlipat. Tidak 100 persen lagi, tapi ribuan persen. Ini karena penyebarannya tak mampu ditracking dengan akurat. Dan inilah yang terjadi di sejumlah negara.
Satu orang terinfeksi, maka semua anggota keluarganya kemungkinan juga akan terinfeksi. Dan masing-masing anggota keluarga itu punya komunitas dan berinteraksi dengan orang yang berbeda. Masing-masing menginfeksi anggota keluarga yang lain. Dan begitu seterusnya. Coba hitung ke berapa banyak orang yang terinfeksi oleh satu anggota keluarga itu? Gak mungkin semuanya bisa ditracking.
Sudah ada 109 negara terinfeksi. Hanya butuh tiga bulanan. Dahsyat. Ini epidemi global. Penyebarannya lewat interaksi sosial, baik langsung maupun tidak langsung. Anda salaman, rangkulan, cipika-cipiki, atau berada dalam jarak kurang dari satu meter di KRL, MRT, bus atau rumah makan, itu namanya interaksi langsung. Interaksi tidak langsung ketika anda pegang gagang pintu atau sebuah gelas yang telah dipegang oleh orang yang terinfeksi covid-19. Anda berpotensi terinfeksi.