'Nagari Ngayogyakarto Hadiningrat' Menuju Kraton Milenial

Photo Author
- Minggu, 8 Maret 2020 | 10:44 WIB
Sultan saat membuka pameran secara resmi (Franz Boedi)
Sultan saat membuka pameran secara resmi (Franz Boedi)

YOGYA, KRJOGJA.COM - Kraton Yogyakarta mengadakan acara peringatan ulang tahun ke-31 (menurut kalender Nasional)

penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai raja atau Tingalan Jumenengan Dalem ke-32 (menurut kalender Jawa), Sabtu (7/3). Selain kegiatan rutin yang bersifat tradisional (adat) seperti ngebluk, ngapem, sugengan dan abuhan, Kraton Yogyakarta juga mengadakan acara lain seperti pameran budaya, simposium internasional dan pertunjukan seni adiluhung.

Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan HB X yang membuka secara resmi pameran mengatakan, peringatan 31 tahun jumenengan ini diikrarkan dengan peneguhan tekad ‘Tahta bagi Kesejahteraan Sosial Budaya Masyarakat’. Sebagai Sultan dan gubernur di Era Jogja lstimewa, Sultan HB X akan tetap menyalakan api semangat revitalisasi peneguhan tekad dengan membangkitkan ‘Gerakan Kebudayaan Mewujudkan Renaisans-Yogyakarta’ sebagai akselerator tercapainya pemuliaan kesejahteraan rakyat.

Menurut Sultan, pameran busana ‘Abalakuswa’ ini akan mengungkap matra busana tradisional kraton, yang selain mengacu pada hal-hal yang sifatnya teknis, juga merekam jejak sejarah terjadinya akulturasi peradaban dengan wastra Eropa. Di dalam busana dan peradaban Kraton sarat keunikan, sekaligus daya tarik yang menggoda. ”Banyak filosofi dan ajaran kehidupan yang terkandung dalam wastra kraton yang memiliki denyut aktualitas,” ujar Sultan.

Menurutnya, kini Kraton sedang menata diri memasuki Era Digitalisasi. Demikian juga terhadap warisan busana berikut

naskah-naskahnya agar terbaca dan dikenal oleh generasi milenial. ”Peradaban Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai Kraton Milenial yang memuliakan generasi baru bangsa dan semesta,” tandas Sultan.

Ketua acara peringatan, Gusti Kanjeng Ratu Hayu mengatakan, Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X tahun ini mengusung tema Busana dan Peradaban di Kraton Yogyakarta. Tema besar ini selanjutnya diterjemahkan menjadi Abalakuswa: Hadibusana Kraton Yogyakarta, sebagai tajuk dalam pameran. ”Abalakuswa berarti rangkaian busana kebesaran,” jelas GKR Hayu saat resepsi pembukaan pameran di Bangsal Pagelaran Kraton Yogyakarta, Sabtu (7/3) malam.

Pada resepsi pembukaan pameran disajikan Wayang Wong Golek Menak dengan lakon Jayengrana Jumeneng Nata persembahan KHP Kridhomardowo Kraton Yogyakarta. Naskah pertunjukan pementasan ini berasal dari British Library yang bentuk digitalnya telah diserahkan kepada kraton tahun lalu. Pameran Busana dan Peradaban ‘Abalakuswa’ akan berlangsung selama satu bulan hingga Minggu 5 April 2020.

Menurut GKR Hayu, beragam sejarah dan peristiwa terekam dalam guratan busana di Kraton Yogyakarta. Melalui

pameran busana kali ini, para pengunjung diharapkan dapat melihat kembali sejarah panjang dari peradaban Kraton Yogyakarta yang awalnya berdiri di atas wilayah bernama Pacetokan. ”Masyarakat juga diharapkan dapat menyelami

identitas budaya khas Yogyakarta melalui rupa-rupa busana,” katanya. (Dev)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X