Vincent Iswara, CEO dan salah satu pendiri DANA, mengatakan bahwa transaksi digital nontunai masih rendah adopsinya, yaitu sekitar 7 persen dari keseluruhan transaksi yang terselenggara di Indonesia.
Kunci dari peningkatan adopsi ini adalah kepercayaan dalam menggunakan dompet digital secara optimal. Maka, tidak bisa disangkal lagi, keamanan dompet digital DANA menjadi ujung tombak melesatnya penggunaan DANA di Tanah Air.Â
“Para pengguna dan pelaku ekonomi kreatif di Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta tidak perlu khawatir lagi dalam menggunakan dompet digital DANA. Karena bukan saja mudah dan efisien, DANA juga sangat aman dan menjamin 100 persen uang pengguna kembali jika ada kehilangan," kata Vincent dalam keterangan yang diterima KRjogja.com. Minggu (26/10/19).
"Mepercayaan masyarakat hanya dapat dibangun jika kita menjamin keamanan data dan uang mereka,†imbuhnya.
Salah satu contoh optimalisasi fitur canggih yang kini hanya ada di dompet digital DANA adalah fitur Card Binding (penyimpanan kartu debit dan kartu kredit). Fitur ini memudahkan pengguna karena mereka tak perlu lagi repot melakukan top up atau penambahan saldo, karena dapat menggunakan kartu debit atau kartu kreditnya sebagai sumber dana saat bertransaksi.
“Bagi pengguna, cara ini jauh lebih terjamin keamanannya karena informasi sensitif dan rahasia dari kartu debit dan kartu kredit, seperti nomor kartu dan CVV, terproteksi dari kemungkinan penyalahgunaan oleh pihak lain," ungkapnya.
Sementara bagi pelaku usaha, fitur ini memungkinkan mereka tetap bisa melayani transaksi pembeli tidak tergantung pada nominal saldo di dompet digital DANA pembeli.
Selain itu, dompet digital DANA dilengkapi dengan teknologi pemindaian yang telah mendukung QR Indonesia Standard (QRIS) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai lembaga yang mengawasi sistem pembayaran di Indonesia.