Penulis yang pernah menyandang pustakawan terbaik DIY tahun 1995 ini melakukan proses penulisan selama 8 bulan. Ia berharap buku karyanya bisa menjadi salah satu rujukan untuk mengetahui sejarah Tionghoa di Yogyakarta dari perspektif yang lain.
“Referensi bukan dari internet tapi dari buku, disertasi, tesis, skripsi dan wawancara. Saya bertemu ahli silsilah dan keturunan HB VII Sri Hermani WK. Selama 8 bulan melakukan penelitian Harapannya, setelah buku ini resmi terbit, sejarah bisa dimaknai sesuai fakta yang sebenarnya jangan dipelintir secara terstruktur, sistematis dan masif,†pungkas dia. (Fxh)