SD Muhammadiyah Penuh Pendaftar, Bukti Kepercayaan Masyarakat

Photo Author
- Kamis, 4 Juli 2019 | 13:45 WIB
Ariswan MSi DEA saat membuka pelatihan guru SD Muhammadiyah di kampus 5 UAD. Foto: Jayadi Kastari
Ariswan MSi DEA saat membuka pelatihan guru SD Muhammadiyah di kampus 5 UAD. Foto: Jayadi Kastari

YOGYA, KRJOGJA.com - Sekolah Dasar Muhammadiyah di wilayah Kota Yogyakarta semakin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Terbukti, pendaftar untuk SD Muhammadiyah sudah memenuhi kuota.

"Ada SD Muhammadiyah mendapat 90 persen, ada yang sudah penuh dan sampai menolak-nolak siswa baru. Kepercayaan masyarakat jadi modal lembaga pendidikan yang harus dijaga. Kepercayaan harus dijaga yang baik harus semakin baik lagi," ujar Ariswan MSi DEA, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta di kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Ki Ageng Pemanahan, Sorosutan, Yogyakarta, Kamis (04/07/2019).

Ariswan mengungkapkan hal tersebut saat membuka Pelatihan Pembelajaran Aktif dengan Pendekatan Tematik Integratif Bagi Guru SD Muhammadiyah Wilayah Kota Yogyakarta. Kegiatan pengabdian tersebut diselenggarakan prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Yogyakarta. Pelatihan menghadirkan narasumber Diyah Puspitarini MPd, Fitri Indriani MPdI, Nur Hidayati MPd. Ketiganya dosen PGSD-FKIP UAD. Hadir pula dan memberi pengantar pelatihan Ika Maryani MPd (Sekretaris Prodi PGSD-FKIP UAD).

Menurut Ariswan, kepercayaan pada SD Muhammadiyah di wilayah Kota Yogyakarta tidak diraih begitu saja. Ada perjuangan dan etos kerja yang luar biasa, dari guru dan pengelola sekolah. "Program pelatihan ini bisa menambah wawasan, perbaikan dan pembelajaran bagi guru," ucapnya. Khususnya di pendidikan dasar 6 tahun tersebut guru memang dibutuhkan dedikasi sekaligus keikhlasan. Ada dua tugas utama guru, pertama mendidik anak-anak akademik  dan anak-anak dakwah.

Dijelaskan Ariswan, guru menjadi peletak dasar pendidikan  anak. "Guru harus nggula-wentah dengan sepenuh hati, mulai memberikan ilmu, teladan, kasih sayang, siswa seperti anak sendiri," tuturnya.

Sedangkan anak-anak dakwah, menjadi guru bagi anak-anak sebenarnya berdakwah, memberi ilmu, mengajarkan moralitas dan keteladanan. "Intinya guru memberikan harapan masa depan anak. Kepercayaan masyarakat semakin tinggi terhadap SD Muhammadiyah harus dijaga betul. Tingkatkan kualitas dan terus berinovasi," ucapnya.

Diakui Ariswan, Dikdasmen PDM Kota Yogyakarta tak henti-hentinya melakukan pembinaan. Pola pembinaan wilayah seperti tempat-tempat Masjid Pathok Negara berada. "SD Muhammadiyah yang baik, ayo semakin baik lagi. Terus melakukan inovasi. SD Muhammadiyah yang belum maju, perlu sentuhan dari PDM Kota Yogya, SDM, baik dana, pemikiran, manajemen dan sebagainya," tandasnya terus terang di depan 30 guru, utusan/perwakilan dari SD Muhammadiyah wilayah Kota Yogya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X