Wagub DIY : Mungkin Pelaku Klithih Tidak Punya Ruang Berekspresi

Photo Author
- Jumat, 24 Mei 2019 | 22:10 WIB
KGPAA Sri Paduka Paku Alam X potong tumpeng saat refleksi hari kebangkitan nasional di aula Boedi Oetomo. (Foto: Evi NA)
KGPAA Sri Paduka Paku Alam X potong tumpeng saat refleksi hari kebangkitan nasional di aula Boedi Oetomo. (Foto: Evi NA)

Dalam kesempatan yang sama, Asep Surya pendamping forum pelajaran pencinta alam Yogyakarta mengatakan, kenakalan pelajar yang berupa aksi Klithih itu tidak bisa diputus. Namun, bisa dihindari dengan membuat gerakan yang dapat mengimbangi aktifitas itu. 

"Disekolah sudah berusaha memutus jaringan itu tetapi ternyata masih melebar ke genk yang lebih yaitu ke kampung," ucapnya. 

Bahkan, lanjut Asep, meraka (pelajar) ikut resah dan sudah tahu area mana yang harus mereka lewati dan baju apa yang harus mereka gunakan, helm apa, jam berapa meraka bisa keluar.

"Mereka sudah tahu tapi itu kembali lagi dengan mengsiasasti atas kondisi itu, oleh karena itu,  kita berikan kegiatan yang positif. Karena diusia ini, kenakalan lagi matang-matangnya. Tetap harus dibawah pengawasan keluarga," tambahnya. 

Menurutnya, masih ada generasi yang akan terus melanjutkan sebuah gerakan perdamaian nantinya. Dengan serawung,  minimal mereka dapat menyapa para tetangga disekitarnya. 

"Semoga yang kedepan generasi ini bisa membuat gerakan perdamaian Indonesia lebih maju," pungkasnya. (Ive)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X