YOGYA, KRJOGJA.com - Beberapa orang yang mengatasnamakan diri sebagai Presidium Jogja Ganti Presiden (JGP) Senin (29/4/2019) melakukan aksi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) DIY. Para peserta yang bisa dihitung jari tersebut menuntut KPU untuk jujur dalam proses penghitungan data usai pemilihan umun 17 April lalu.
Ketua JGP Dadang Iskandar mengungkap beberapa waktu belakangan muncul berbagai isu yang viral di media sosial tentang dugaan permainan oleh KPU RI. Hal tersebut menurut dia sangat masif dan viral dilakukan dengan profesional yang membuat rakyat menjadi marah.
“Kami menuntut siapapun dari KPU yang terlibat dalam penggelembungan data dan manipulasi agar segera dihentikan dan diadili menurut hukum yang berlaku. Hari ini kami tunjukkan aspirasi dan sampaikan ke KPU DIY untuk disampaikan ke pusat,†ungkapnya.
Meski belum menyebutkan data lengkap, namun Dadang mengungkap indikasi kecurangan KPU terlihat di beberapa daerah. Bahkan menurut mereka, kecurangan terjadi secara masif, sistematis dan formal yang hal tersebut diklaim merugikan rakyat Indonesia.
“Kami di sini meminta KPU tak boleh curang, harus jujur dan adil. Kalau tak jujur maka kami minta yang tidak jujur itu dari komisioner KPU Pusat diseret ke pengadilan. Siapapun yang terlibat dalam manipulasi data juga kita seret ke pengadilan,†tegasnya.
Dadang juga mengungkap pernyataan bawasanya apabila hal tersebut diteruskan dan tidak ada langkah nyata dari KPU maka akan ada tindakan rakyat yang lebih besar. “Pemilu 2019 pemilu paling brutal, sejak tahapan di KPU, DPT maupun penyelenggaraan. Ini paling jelek dalam sejarah Indonesia. Kalau tidak ada perubahan jangan salahkan apabila rakyat nantinya bertindak,†pungkasnya.
Aksi unjukrasa yang hanya berlangsung sekitar 15 menit ini diakhiri dengan penyerahan pernyataan ke KPU DIY untuk kemudian diteruskan ke KPU Pusat. Petugas kepolisian terlihat cukup banyak mengamankan aksi yang pada awalnya diklaim akan diikuti 100-an massa tersebut. (Fxh)