BUNYI sirine tanda bahaya yang dibunyikan pukul 08.20 WIB membuat Rafli (11) Â siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Yaketunis segera meraba benda-benda dia atas meja. Ia mengambil tas dan meletakannya di atas kepala. Bocah tunanetra itu sigap masuk ke kolong meja.
Apa yang dilakukan Rafli juga dilakukan oleh teman-teman sekolahnya. Hari ini, Jumat (26/4/2019) sekolahnya berpartisipasi dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2019. Setidaknya, seperti pengakuan Rafli, ia sudah dua kali mengikuti pelatihan bencana di sekolahnya.
Setelah mendapatkan instruksi lebih lanjut, Rafli (11) beserta guru dan kawannya berkumpul di titik kumpul pertama dan segera berjalan ke titik kumpul kedua. Ada kurang lebih 40 murid dan guru di SLB Yaketunis yang terletak di kawasan Mantrijeron ini ikut serta dalam kegaitan tersebut.
"Kesulitan nggak terlalu ada sih. Cuma saat masuk ke kolong meja," ungkap Rafli kepada krjogja.com, usai pelatihan.
Kepala Sekolah SLB Yaketunis, Yogyakarta, Andarini menuturkan bahwa siswa maupun guru akan selalu siap menghadapi bencana apapun.
Sebelumnya SLB Yaketunis juga sering mensosialisasikan kepada siswa dan guru mengenai siaga bencana. Hal tersebut mengingat seluruh siswa dan guru menyandang tunanetra dan sebagian besar buta total.
Oleh karena itu perlu diberikan pembelajaran sejak awal mengenai siaga bencana. Kendala yang dihadapi juga sangat rentan bagi tunanetra karena harus memahami kondisi sekitar
