Musim Panen Raya, Harga Gabah Malah Tertekan

Photo Author
- Selasa, 23 April 2019 | 15:18 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Bulog Divre DIY, Kedu dan Banyumas siap menyerap gabah dan beras petani selama memenuhi persyaratan baik skema program serapan Buy To Build Stok (BTBS) maupun Buy To Sell (BTS). Selain program penyerapan, Bulog mempunyai sarana-sarana pendukung penyerapan seperti Unit Pengolahan Gabah Beras (UPGB) serta gudang gabah dan beras yang terpisah.

Kepala Bulog Divre DIY, Kedu dan Banyumas Rini Adrinda mengaku terus menyerap gabah dan beras di petani sampai saat ini. Penyerapan gabah dan beras tidak hanya di wilayah DIY, tetapi hingga Kedu dan Banyumas. Sebab panen di DIY relatif lebih sedikit dibandingkan wilayah Banyumas.

“Kami terus bergerak untuk mencari gabah dan beras yang bisa diserap Bulog sesuai wilayah yang menjadi kewenangan. Serapan gabah dan beras di DIY sendiri tidak terlalu tinggi mengingat kadar airnya cukup tinggi dan harga pembelian pemerintah (HPP) yang sesuai Inpres tidak masuk untuk beras medium,” ujar Rini.

Rini menegaskan siap menyerap atau melakukan pembelian gabah dan beras petani selama itu memenuhi syarat baik untuk BTBS maupun BTS. Sebab dengan adanya berbagai fasilitas atau sarana pendukung, gabah maupun beras bisa diserap kemudian disimpan dengan aman. Apabila diperlukan, Bulog akan menyiapkan gudang khusus untuk gabah sehingga tidak campur dengan gudang beras.

“Bulog sudah mempunyai sarana-sarana pendukung seperti gudang tersendiri sehingga membantu kami menabung. Kami membuka seluas-luasnya serapan aneka jenis gabah baik medium dan premium yang penting sama-sama paham standardisasi masing-masing,” tandasnya.

Bulog Divre DIY, Kedu dan Banyumas sendiri terus berupaya untuk menyerap beras medium maupun beras komersil. Beras yang diserap baik beras medium maupun beras komersil cukup seimbang alias tidak berbeda jauh.

Semisal penyerapan skema BTS tercatat 1.500 ton selama Januari hingga Februari 2019. Terlebih memasuki musim panen raya ini, harga gabah di seluruh Pulau Jawa makin tertekan, sehingga pihaknya ingin membeli terutama untuk gabah.

“Beras yang kami serap terutama untuk BTBS harus memenuhi syarat mulai yaitu broken-tidak tinggi, kadar air dan kadar hampa tidak melebihi batas prosentase yang ditetapkan. Petani sendiri sudah mengambil terlebih dahulu beras berkualitas untuk dijual ke pasar, jadi kami hanya tinggal menerima yang broken-broken saja,” ungkap Rini. (Ira)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X