"Dalam komunikasi kami dengan mitra kami dari Sabang sampai Merauke, kami selalu membuka ruang diskusi dua arah antara mitra pengemudi dan manajemen melalui Kopdar Mitra GO-JEK dimana Mitra bebas menyampaikan aspirasi dan masukan mereka," ungkap Michael Say.
Michael Say memastikan dalam aksi yang terjadi dalam beberapa hari ini telah memberikan kesempatan bagi driver taksi online tersebut untuk berdiskusi dengan manajemen GOJEK baik itu dari Jawa Tengah dan Kantor Pusat. Namun ditolak sehingga tidak pernah mendapatkan titik temu.
Bahkan, kata Michael Say memberikan tempat teduh yang layak bagi penyampai aspirasi serta tenaga medis berikut ambulans guna memastikan kondisi kesehatannya dalam keadaan baik juga ditolak oleh pelaku aksi.
"Kami himbau kepada seluruh mitra yang menyampaikan aksi, kami siap untuk berdiskusi. Tanpa aksi-pun seluruh aspirasi mitra selalu kami tampung, semangat kami dr pertama kali beroperasi di Yogyakarta sampai dengan sekarang masih tetap sama, yaitu agar melalui teknologi yang kami kembangkan seluruh mitra dapat memiliki peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan," tandasnya.
Sebagaimana diketahui dua pengemudi taksi online dari Front Independen Driver Online Indonesia (FI) yakni Andi Kartala dan Sadar Gimbal melakukan aksi mogok makan Selasa (9/4/2019) di halaman Kantor Perwakian PT Karya Anak Bangsa DIY kawasan Giwangan Yogyakarta. Mereka memprotes kebijakan perusahaan penyedia taksi online baik Go-Jek maupun Grab yang dinilai memberatkan para pengemudi. (Tom)