Priya sendiri tak bisa menutupi kekecewaan karena papan penanda makam ayahnya ikut tercabut meski saat ditemukan masih dalam keadaan utuh belum terbakar. “Saya kecewa karena ini makam petilasan orangtua. Orang meninggal kok diganggu saya tak habis pikir motifnya apa. Ayah saya April tahun 2018 lalu meninggal jadi kayunya memang masih bagus,†sambungnya kecewa.Â
Sebelumnya, Hari Yuniarta salah satu pengurus makam memang mengakui tak menyambangi makam sejak empat hari lalu. Padahal biasanya setiap sore ia menyempatkan mampir untuk paling tidak mengecek pemakaman tersebut.Â
Sementara polisi telah menyampaikan dugaan pelaku pencabutan dan pembakaran adalah orang dengan gangguan jiwa yang terlihat di lokasi bahkan tiduran di salah satu nisan beratap. Polisi menemukan ada guling, kardus, payung hingga kotoran manusia yang diduga milik orang tersebut.Â
Wartawan yang berada di lokasi kejadian pada petang hari tadi juga sempat dua kali melihat orang dengan gangguan jiwa. KRjogja.com bahkan sempat mengejar orang tersebut hingga ke utara dekat dengan salah satu hotel di Jalan Gejayan.Â
Pun begitu, saat kedua kali orang tersebut datang ke makam, ia juga langsung mengambil posisi tidur dengan guling sebagai alas kepala. Ketika ditanya apakah ia membakar kayu penanda, ia hanya bergumam tak jelas menyebut ‘si rano, rano.’ (Fxh)