YOGYA, KRJOGJA.com - Sustainable Development (SDGs) atau pembangunan berkelanjutan ada 17 tujuan dengan 169 capaian terukur yang ditentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia. SDGs harapannya, terbebas dari kemiskinan, tanpa kelaparan, kesehatan-kesejahteraan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Perubahan zaman juga harus diikuti dengan kecakapan dalam skill (hardskill, softskill) maupun teknologi.
Demikian diingatkan Dr Taufik Hidayat MEc, Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dalam Studium Generale/Kuliah Umum Mahasiswa Baru Semester Genap Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Auditorium kampus 3, Jalan Prof Soepomo, Janturan Warungboto Yogya, Sabtu (09/03/2019). Tampak hadir dan memberi pengantar Prof Achmad Mursyidi MSc Apt (Direktur Program Pascasarjana UAD) dan dibuka Dr Kasiyarno MHum (Rektor UAD). Studium Generale diikuti 220 mahasiswa baru dari 12 prodi Pascasarjana bertema 'Kebijakan Pemerintah dalam Bidang Ekonomi untuk Mendukung Pencapaian Sustainable Development Goals/SDGs' dipandu moderator Dr Kukuh Prasetyo MSc.
"Misalnya sekarang ini banyak ramai dibicarakan, terbebas dari kemiskinan karena kemiskinan dekat dengan kekufuran, bahkan kekafiran," ucapnya.Â
Bidang kesehatan, pemerintah memiliki program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019, yakni mendorong percepatan pengembangan melalui masterplan keuangan syariah melalui KNKS. Melaksanakan sosialisasi untuk meningkatkan literasi keuangan. Peningkatan peran Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan pelatihan berbagai program dalam pembangunan dan sistem pembayarannya. "Tak kalah pentingnya peningkatan SDM dalam lembaga keuangan syariah. Mendorong perbaikan dalam pengelolaan dana sosial," ujarnya.
Sedangkan Prof Achmad Mursyidi dalam pengantar mengatakan, misi sebagai hamba Allah SWT di muka bumi, ada 3 yakni
harus berbuat kemakmuran, penegak keadilan dan Kalifah menjaga lingkungan. "Ketiganya, hanya bisa dilakukan kalau berilmu. Memiliki ilmu yang bermanfaat. Ilmu harus dicari dengan segala kesungguhan," tandasnya.Â
Sementara Dr Kasiyarno dalam kesempatan itu menyampaikan stadium generale diadakan setiap semester. Bagi mahasiswa S2 juga harus memiliki Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). "Ijazah harus didampingi untuk menunjukkan keahlian, selain bidang disiplin ilmu yang digeluti," katanya. Selain bidang ilmu, ada keterangan-keterangan aktivitas tentang ketrampilan.Â
Pada bagian lain, Kasiyarno menegaskan, pendidikan berkualitas menjadi tuntutan di era perubahan ini. Partisipasi untuk pendidikan S1 baru 30 persen. Untuk S2 di bawah itu, mungkin baru 15 persen. Mendapat pendidikan merupakan kesempatan emas peningkatan kualitas diri. Harapan bangsa untuk maju tergantung pada pendidikan. Bagi UAD yang belum ada S3, tentu menjadi tantangan. "UAD dikembangkan terus untuk masyarakat yang ingin maju." harapnya. (Jay)