YOGYA, KRJOGJA.com - Puluhan kue keranjang nampak berjajar di halaman dan di bagian depan rumah Sulistyowati di Jalan Tukangan Yogyakarta tidak jauh dari pintu lintasan kereta api Lempuyangan. Itu merupakan kegiatan tahunan bagi Sulistyowati setiap menjelang hari raya Imlek. Sebetulnya kegiatan setiap harinya berjualan kue bakcang dan kue mangkok.
â€Pesanan juga ada yang dari Magelang dan Gombong, tapi pemesannya ya hanya yang itu-itu saja,†kata Sulistiyowati.
Bahan baku dari beras ketan dan gula. Untuk beras ketan satu kilogram dan gula satu kilogram bisa menjadi kue keranjang besar enam biji, kecil sembilan biji. Cara menjualnya bukan perbiji tapi perkilo. Satu kilogram kue keranjang Rp 40 ribu baik yang ukuran besar maupun kecil. Bedanya nanti dalam jumlah yang kecil lebih banyak.
Menurut Sulistyowati, usaha kue keranjang yang hanya musiman itu, meneruskan usaha orangtuanya. Dulu kue keranjang buatan orangtuanya dikenal dengan nama kue keranjang Nyonya Senang.
Usaha kue keranjang telah dijalani Sulistyowati selama 40 tahun sejak masih berumur 25 tahun. Sayangnya anak-anaknya kurang tertarik dengan usaha membuat kue keranjang.
Pada hari-hari biasa cukup dibantu beberapa orang tenaga kerja. Tetapi untuk pembuatan kue keranjang butuh tambahan tenaga kerja.
Nampak ada sekitar 10 orang yang terlibat dalam menyiapkan kue keranjang. Beras ketan dan gula yang sudah digiling, kemudian dicetak, lalu dijemur. Baru kemudian, dikukus dalam dandang besar yang bisa menampung 30 kg. Memasaknya butuh waktu sembilan jam, menggunakan minyak tanah.
