YOGYA, KRJOGJA.com - Satu hari sebelum penutupan JAFF ke 13, Senin (03/11) di studio Empire XXI. Panitia menyajikan tiga buah film yang di produksi oleh tiga orang sutradara dari tiga negara dan tiga latar belakang yang berbeda. Tiga buah film tersebut dirangkum dalam satu tema besar, Asian Three Fold -Â Mirror 2018 : Journey.Â
Film yang baru di rilis pada 26 Oktober 2018 lalu di Tokyo International Film Festival ini menggaet banyak perhatian pengunjung. sebagian besar kursi penonton nampak penuh, penonton juga nampak antusias dengan tidak meninggalkan studio sebelum film usai.Â
Film pertama di Sutradarai oleh Degena Yun, seorang pengarah adegan dari negeri China, berjudul 'The Sea'. Kisah mengenai sepasang ibu dan anak perempuannya yang melakukan perjalanan panjang membawa abu kremasi suami atau ayah mereka untuk ditaburkan di lautan. Dalam perjalanan panjang mereka, ada banyak hal menarik yang juga sarat akan pelajaran hidup yang dapat dipetik.Â
Selanjutnya adalah film garapan Daishi Matsunaga yang bertajuk 'Hekishu' berkisah tentang perjalanan seorang pengusaha asal Jepang yang melihat realita masyarakat Myanmar ketika rumah mereka digusur oleh pembangunan. Selain melihat aksi para aktris dan aktor, penonton juga disuguhi pemandangan kehidupan sehari – hari masyarakat Myanmar dan beberapa bentuk kain khas wilayah Myanmar.
Ketiga adalah film yang diproduksi oleh Sutradara asal Indonesia, Edwin berjudul 'Variabel No.3.' Bekerja sama dengan aktris dan aktor kenamaan Indonesia, yaitu Nicholas Saputra, Oka Antara dan Agni Pratistha. Kisah yang diperankan tiga aktor tersebut adalah sepasang suami istri yang sedang berlibur ke Jepang. Kemudian bertemu dengan sesosok laki – laki misterius yang berperan sebagai variabel nomor tiga.Â
"... And why i decided to go to shoot in Tokyo is actually cheeper than ehehe...†tutur Edwin saat menjelaskan alasannya mengenai pemilihan latar cerita dari filmnya.Â
Menurut pengakuan Edwin, salah satu bagian aturan dalam memproduksi film ini adalah berkolaborasi dengan filmmaker dari negara dan kebudayaan yang berbeda. Jadi ia dapat membuat film di negara manapun atau membuat film di Indonesia berkolaborasi dengan pemain film atau crew dari negara lain.Â