YOGYA, KRJOGJA.com - Polemik ‘abu-abu’ keberadaan becak motor di wilayah DIY yang sering menyeret pengemudinya pada masalah hukum di jalan raya tampaknya menemui titik terang. Adalah Bregada dan Belia, dua becak tenaga alternatif kayuh hasil kerjasama Dinas Perhubungan, Paguyuban Becak Wisata Malioboro dan Polresta Yogyakarta mulai diujicobakan di jalanan Kota Yogyakarta, Jumat (23/11/2018) sore.Â
Becak bertenaga kayuh dengan tambahan alternatif dinamo berenggerak aki listrik 350 Watt ini digagas oleh seorang pria asal Yogyakarta bernama Rudi Winarso. Kedua becak yang secara bentuk sama dengan becak konvensional selama inilah yang nantinya diharapkan mampu menjadi subtitusi becak motor dan becak kayuh biasa yang belakangan dinilai tak lagi manusiawi oleh sebagian orang karena mengandalkan sepenuhnya tenaga manusia.Â
“Becak motor sudah lebih dari 3000-an jumlahnya dan mereka menabrak regulasi hingga sering kali berhadapan dengan hukum. Kami berharap desain Bregada dan Belia yang sesuai dengan Peraturan Daerah Angkutan Tradisional ini bisa menjadi solusi dan jadi program berkelanjutan kedepan untuk mengurai masalah yang terjadi di lapangan,†ungkapnya di sela sosialisasi dan ujicoba di Jlagran Jumat (23/11/2018).Â
Bregada dan Belia ini menurut Rudi sebelumnya telah menjalani ujicoba menjalani rute panjang dari Kotagede menuju Borobudur. Ternyata, dalam sekali cas kedua becak tersebut bisa menempuh perjalanan hingga kembali ke Jalan Magelang.Â
“Jarak kemungkinan 60-70 kilometer, karena ketika ujicoba sampai ke Borobudur dan kembali baru habis batrei akinya di Jalan Magelang depan TVRI. Waktu cas ulang pun cukup 1-2 jam saja, mungkin saat pengaplikasian pengemudinya bisa sambil istirahat menanti penumpang, ngecas akinya,†tandas dia.Â
Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DIY Hari Agus Triyono menyampaikan secara bentuk, Bregada dan Belia memenuhi persyaratan Peraturan Daerah yang tinggal menunggu hasil ujicoba kelaikan jalan dan penyempurnaan beberapa bagian.
“Becak hanya satu seturut peraturan ya seperti ini bentuknya, tidak ada becak motor dan bentuk lainnya. Kalau ada ya itu inovasi. Becak dengan alternatif tenaga ini membantu meringankan pekerjaan pengemudi becak,†ungkapnya.Â
Pemerintah menurut Hari Agus memang tak bisa memproduksi secara massal Bregada dan Belia tersebut namun, ia berharap ada kerjasama swasta untuk nantinya mewujudkan transportasi berbasis pariwisata yang sesuai dengan aturan berlaku di DIY. “Saat ini untuk prototype bisa Rp 20 juta lebih biaya produksinya namun kalau secara massal kemungkinan jauh lebih murah. Pemerintah tidak bisa memproduksi namun harapannya ada kerjasama dengan swasta untuk membantu pengemudi becak memiliki Bregada dan Belia,†ungkapnya lagi.Â