Mengaku “Diomeliâ€Â Kaum Perempuan, GKR Hemas Ceritakan Pengalaman Pamit Sultan Maju DPD

Photo Author
- Sabtu, 22 September 2018 | 19:16 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - GKR Hemas memastikan diri maju keempat kalinya dalam kontestasi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pilih DIY tahun 2019 mendatang. Ratu Kraton Yogyakarta inipun menceritakan alasan dan pergolakan dalam beberapa waktu terakhir hingga memutuskan kembali maju sebagai salah satu calon wakil DIY.

Dalam bincang media di Kraton Kilen Sabtu (22/9/2018) Hemas mengatakan bahwa yang paling membuatnya yakin kembali maju adalah restu Sri Sultan HB X yang nobatene merupakan suaminya. Hemas menceritakan bahwa Sultan tetap mendukung langkahnya untuk maju mewakili DIY ke tingkat nasional meski sempat memberikan wejangan.

“Kalau sama Ngarsa Dalem saya tidak berani memanggil sayang karena nanti saya kualat. Tapi ketika saya meminta ijin maju lagi, setelah 15 tahun berada di DPD, ketika saya nyuwun palirah, Ngarsa Dalem mengatakan begini, kamu tahu tantangan kedepan semakin banyak dan berat. Umurmu wes ora enom maneh koe sik iso ngukur kekuatane awakmu dewe,” kisah GKR Hemas yang menyampaikan dengan nada santai pada wartawan.

Restu Sultan itulah yang kemudian dikatakan Hemas menjadi penentu akhirnya ia bersedia maju kembali untuk keempat kalinya. Sebelumnya menurut Hemas, konstituen dan khususnya kaum perempuan yang selama ini diperjuangkan sempat memprotes ketika mengetahui gelagatnya enggan maju kembali setelah konflik internal DPD akhir 2017 lalu.

“Saya dianggap tak konsekuen dan malah dionek-onekke oleh kaum perempuan yang selama ini saya ingatkan untuk maju menjadi wakil masyarakat di legislatif. Maka itu saya berkeinginan untuk tetap mengawal keistimewaan Yogyakarta, memperjuangkan hal-hal yang selama tiga periode kebelakang belum selesai. Saya meminta ijin Ngarsa Dalem dan diperbolehkan untuk kembali mencalonkan diri,” sambung Hemas.

Di peride keempat ini, GKR Hemas sendiri mengusung visi Mewujudkan Generasi Istimewa untuk Indonesia yang akan dimulai dari Yogyakarta. Hemas menilai, kondisi masyarakat di DIY termasuk di dalamnya kaum muda dan milenial sangat tepat untuk berkembang mengikuti masa dengan tetap mempertahankan tradisi budaya.

“Generasi muda kita banyak kreatif namun belum ada wadah yang optimal dan fasilitas baik juga. Sekolah yang kreatif juga sudah banyak hanya saja penyaluran produk mereka kurang. Banyak anak Yogya yang berprestasi dan menurut saya, Yogyakarta sangat bisa jadi kacamata bagi seluruh provinsi di Indonesia,” pungkasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X