YOGYA, KRJOGJA.com - Generasi milenial akan sangat menentukan arah bangsa Indonesia ke depan. Sebab itulah generasi yang juga sering disebut 'jaman now' tersebut harus memiliki mainstream di pundaknya untuk mampu dan ikut partisipasi aktif dalam perpolitikan tanah air.
"Potensi generasi milenial sekarang semangat besar. Karena itu generasi ini jangan sampai punya pandangan negatif terhadap politik. Sebab mereka ini yang akan memimpin bangsa di kemudian hari. Peran aktif mereka dalam dunia politik sangat dinantikan. Sehingga mereka juga harus mampu memilah serta memilih yang dapat mengakomodir potensi tersebut," tutur ketua DPW PKB DIY H Agus Sulistiyono dalam Seminar Politik 'Generasi Milenial di Pemilu 2019' yang digelar Dewan eksekutif Mahasiswa UIN sunan Kalijaga Yogyakarta di Ruang Teatrikal Fakultas Syariah UIN Suka, Rabu (19/8).
Sebab itulah lanjut Agus, Pemilu 2019 harus dijadikan ajang pesta demokrasi yang riang gembira. Sekaligus ajang pembelajaran bagi generasi pemula untuk berproses dalam politik yang santun dan tidak saling menyerang. Sedang Ketua DPD Partai Demokrat DIY Heri Sebayang menuturkan parpol harus punya strategi khusus untuk menggandeng kaum milenial ini. Apalagi potensinya begitu besar. Paling tidak ada 79 juta pemilih milenial di pemilu tahun depan yang kebanyakan berasal dari kaum perempuan.
"Mahasiswa harus punya tanggungjawab moral secara politik. Aktifberpolitik tidak harus dengan menjadi anggota parpol. Tapi gunakan hak pilih sebaik mungkin dan mainkan peran sebagai kontrol sosial dalam posisinya sebagai mahasiswa. Sebab mahasiswa ini ujung tombak perubahan. Kalau tidak melek politik dan sama sekali tidak mau berpolitik, akan sulit mencapai masa depan cemerlang," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, perwakilan DPW Partai Berkarya DIY Gesty Probowati mengungkapkan, secara tidak langsung mahasiswa sudah menjalankan peran politiknya dalam tataran kampus ketika terlibat dalam pemilihan senat mahasiswa dan lainnya. Selain itu Gesty juga menegaskan jika melek politik sangat penting sebagai pegangan dalam berbangsa dan bernegara.
"Jika ada yang mau terjun di politik itu bagus. Politik itu tidak sulit. Sudah ada aturan dan panduannya sehingga tinggal menjalankan. Jika berada di jalur yang benar, politik santun itu sangat mungkin diwujudkan," sebutnya.
Pakar politik dan hukum sekaligus Dosen Hukum tata Negara UIN Sunan kalijaga Gugun El Guyanie menyampaikan, generasi milenial ini menjadi tantangan tersendiri bagi parpol menjelang Pemilu 2019. Sebab itulah ia menandaskan perlu adanya pendidikan politik yang berawal dari kampus.
"Ada generasi milenial yang apatis. Untuk itu harus mampu membangunkan kesadaran politiknya. Sebab negeri ini butuh banyak peran politik, bukan hanya di parpol tapi juga lembaga negara lainnya. Selain itu harus ada kaderisasi sehingga kian banyak kader muda yang mengisi parlemen hingga akhirnya dapat menghasilkan produk legislasi yang berkualitas," ungkapnya.