YOGYA, KRJOGJA.com - Kata nuklir seolah masih menjadi momok di kalangan masyarakat Indonesia. Alhasil, banyak masyarakat yang masih anti dengan padanan kata reaksi inti atom tersebut dan bahkan tak ingin mencari tahu lebih dalam.
Begitu disampaikan Prof Achmad Hussein Kartamihardja, Guru Besar Kedokteran Nuklir Universitas Padjajaran yang juga Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia saat bertemu wartawan di sela Rapat Koordinasi Nasional Keselamatan Radiasi pada Fasilitas Kedokteran Nuklir Selasa (28/8/2018). Achmad Hussein mengungkap nuklir memiliki banyak manfaat apabila digunakan secara benar dalam jumlah sedikit.
“Nuklir phobia ini harus dihilangkan di masyarakat, karena untuk pengobatan bisa sangat bermanfaat. Nuklir ini lebih sensitif dan spesifik. Kita bisa diagnosa kelainan di tubuh secara lebih dini. Kita bisa deteksi penyakit lebih awal yang tentunya bisa lebih baik lagi pengobatannya,†terangnya.
Berita terkait:
Insan Kedokteran Nuklir Indonesia Bertemu di Yogya, Ini yang Dibahas
Dalam kedokteran nuklir, penanganan orang sakit seperti kanker prostat, getah bening, hati dan tumor endoktrin serta kanker kelenjar gondok, neuroblasoma pada anak dan hypertiroid atau gondok dilakukan secara personal karena kesadaran akan kondisi dan karakter masing-masing pasien berbeda. Hal tersebut membuat pengobatan nuklir menjadi lebih maksimal.
“Karakter kedokteran nuklir ini personalized medicine dan targeting therapy. Dengan karakter tersebut nuklir bisa menyasar untuk sel yang dituju (kanker/tumor) tanpa merusak sel lainnya yang sehat. Pun biayanya sebagian besar sudah bisa dikover BPJS sehingga masyarakat bisa mengakses,†ungkapnya lagi.
Prof Yohanes Sardjono, peneliti Boron Neutron Capture Therapy (BNCT) dari BATAN DIY mengatakan saat ini pihaknya bersama Farmasi UGM sedang mengembangkan pengobatan yang mampu lebih akurat dalam penyembuhan penyakit seperti kanker. “Saat ini Jepang punya akurasinya 90 persen ke sel sakit, kita sedang kembangkan agar presentasenya menjadi 95 persen. Semoga dalam waktu dekat bisa terealisasi, kami bersama Farmasi UGM,†terangnya.