Merapi 'Batuk', Sultan Minta Masyarakat Tetap Tenang

Photo Author
- Sabtu, 12 Mei 2018 | 00:31 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta masyarakat DIY tetap tenang dan tidak panik dalam menyikapi terjadinya erupsi freatik Gunung Merapi yang berdampak hujan abu di sebagian wilayah DIY, Jumat (11/5/2018) pukul 07.40 WIB. Menurut Sultan, hujan abu bukan hal baru bagi masyarakat DIY, karena sudah beberapa kali terjadi.  

Karenanya Sultan optimis masyarakat sudah berpengalaman menghadapi situasi seperti itu, sehingga tidak mudah terpengaruh isu-isu menyesatkan yang belum tentu kebenarannya.

"Saya minta masyarakat tidak perlu panik. Ya tenang sajalah. Karena erupsinya tidak dari aktivitas yang dari awal sudah Siaga dan sebagainya. Kalau sampai hujan abunya sampai di Kota Yogya, itu kan hanya karena terbawa angin yang kebetulan arahnya ke Selatan, semoga saja tidak keluar lagi," kata Sultan HB X di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (11/5/2018).

Menurut Gubernur, Pemda DIY belum akan menetapkan status tanggap darurat. Sebab untuk menentukan status tanggap darurat tidak bisa dilakukan sembarangan. Pihaknya masih menunggu informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

"Sejauh ini belum ada pemberitahuan dari BPPTKG bahwa kondisi ini berbahaya. Jadi, kan tidak ada dasarnya untuk menetapkan status tanggap darurat. Karenanya saya minta masyarakat tetap tenang, sambil menunggu perkembangan di lapangan," tandas Sultan.

Sementara itu kegiatan tradisi Nyadran di kawasan kaki Gunung Merapi, tepatnya di Desa Krinjing Dukun Kabupaten Magelang sempat terhenti sejenak begitu terdengar suara gemuruh cukup keras dari Gunung Merapi disertai getaran pada Jumat pagi. Sambil menunggu kepastian informasi dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, siswa sekolah dipulangkan lebih awal.

Menurut Kepala Desa Krinjing Ismail, saat erupsi Merapi terjadi, muncul suara gemuruh cukup keras dan tiga kali kilatan api dari puncak Merapi disusul kepulan asap dan awan tebal membubung tinggi.

Warga Sidorejo Kemalang Klaten juga banyak yang mengungsi begitu Merapi 'batuk'. Sujiyati (56) warga Sidorejo mengaku mendengar suara gemuruh keras diiringi gempa. Sadar sumber suara dan getaran itu dari Merapi, ia pun panik dan lair keluar rumah sambil menangis. "Yang mengejutkan, tidak ada tanda-tanda (erupsi). Tapi tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Saya cuma menangis. Saya lari keluar rumah untuk mencari tempat aman," tutur Sujiyati yang mengungsi di Aula Kantor Kecamatan Kemalang bersama warga lainnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X