YOGYA, KRJOGJA.com - Keberhasilan suatu pertempuran tak bisa dilepaskan dari faktor komunikasi. Suatu misi bahkan bisa gagal total jika komunikasi tak tehubung dengan baik. Dengan dukungan komunikasi yang baik, seorang komandan bisa mengatur prajurit serta mengerahkan pasukan dengan tetap dibawah perintahnya.
Hal ini diterapkan pada serbuan teritorial yang dilakukan Kodim 0734 Yogyakarta dalam TMMD Reguler ke-101. Sebuah stasiun pemancar mini didirikan di Poskotis TMMD Reguler ke-101 guna menunjang kelancaran komunikasi tersebut.
Dalam militer prajurit yang bertugas mengatur jalur komunikasi disebut Penghubung atau dalam bahasa sandi sering dinamai Camar. Dalam misi TMMD Reguler ke-101 Kodim 0734 Yogyakarta ini Tim Camar digawangi tiga orang prajurit masing-masing Sertu Mujilan, Kopka Aristo dan Koptu Waliyana.
Dengan pemancar yang tersambung dengan frekuensi milik Kodim 0734 Yogyakarta, Tim Camar ini selalu menginformasikan segala hal seputar TMMD Reguler ke-101 yang dipusatkan di Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo. Pesan suara tersebut nantinya akan diterima para perwira maupun penanggungjawab program melalui handy talky (HT) untuk kemudian diteruskan kepada prajurit.
"Jadi yang memberi perintah bukan kami, melainkan tetap komandan. Kami hanya meneruskan saja, sifatnya sebagai operator atau penghubung saja," ungkap Sertu Mujilan di Poskotis TMMD Reguler ke-101, Jumat (27/04/2018).
Dikatakanya dalam kondisi tertentu bahkan Komandan maupun para perwira sering 'muncul ke udara' untuk menyampaikan perintah. Dalam kondisi ini Tim Camar sebagai 'operator' melakukan memediasi agar pesan maupun perintah tersebut sampai ke prajurit dengan baik.
"Kami juga malaporkan berbagai perkembangan yang ada. Jadi seluruh kegiatan yang telah dilakukan perhari kami pancarkan agar komandan mengetahui," jelasnya.
Dikatakannya walau perkembangan teknologi telah maju, namun peran Camar tetap tak tergantikan dalam dunia militer. Dari Penghubunglah komunimasi akan terbangun dan misi yang dituju akan tercapai. (Van)
