YOGYA, KRJOGJA.com - Dadu besar di lempar, anak-anak tertawa lebar, melompat kecil dari satu petak ke petak berikutnya. Nampak sederhana, namun membawa tawa ria para pemainnya. Anak-anak hingga remaja bermain ular tangga raksasa .
  Â
Tak sekedar ular tangga dengan petak biasa, yang satu ini petak-petaknya bertuliskan pesan-pesan tentang kepedulian terhadap lingkungan dan konservasi alam. Ketika seorang menginjak petak bertuliskan ’mengganti penggunaan tisu dengan sapu tangan’ ia akan mendapat bonus naik tangga langsung ke petak yang lebih jauh dan mendapati pesan ‘berkurangnya sampah dan penebangan pohon’.
Lain cerita, ketika menginjakkan kaki di petak yang bertuliskan ‘membuang sampah di sungai’ ia akan meluncur mundur dengan ular. Melambat ke beberapa petak sebelumnya. Membuat sadar akan langkah buruk yang telah dilakukan pemainnya.
Sederhananya pesan-pesan itu memberikan edukasi pada pemainnya tentang sebab akibat yang terjadi atas hal-hal yang dilakukan berkaitan dengan lingkungan. Kampanye-kampanye seperti inilah yang sudah lama digagas oleh Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa dibawah Kementrian Lingkungan Hidup.
Sumartina, salah satu pegawai P3E mengungkapkan banyak cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan tentang lingkungan untuk anak-anak dan remaja. Ular tangga ini salah satunya, selain mengingatkan anak-anak pada permainan klasik juga untuk melatih kejujuran dan sportivitas.
“Langkah-langkah konservasi lingkungan tergambar di ular tangga tersebut. Sederhana saja dibuatnya, biar pesannya juga masuk untuk anak-anak,†ungkap Sumartina saat ditemui di Toegoe Jogja Festival (1/4/2018).
Miftahul Irsyad (21), salah satu pengunjung yang turut bermain cukup terkesan. Menurutnya jarang ada inovasi sederhana yang bermakna seperti permainan ini. Bahkan ia tak segan untuk bermain bersama anak-anak kecil. Permainan ini mengingatkanya akan masa kecil.
“Ini menarik, saya main sambil liat tulisan-tulisan yang ada. Buat anak kecil pasti sangat mengena infonya,†tutur Miftahul.
