“Saat itu 12 jam saya berkendara dan ternyata sukses. Mulailah kemudian tahun itu juga saya tempuh Jakarta-Bali selama 20 hari dan ternyata mendapat perhatian banyak pihak, dukungan untuk saya mengalir,†ungkapnya lagi.
Perjalanan Mbak Sri ternyata tak lantas selesai di situ. Rute Sabang-Jakarta berhasil ditempuh dalam 36 hari untuk kemudian rute Manado-Makassar yang diselesaikan dalam 24 hari.
“Selama perjalanan banyak sekali teman-teman ditabel yang saya kunjungi dan ternyata mereka baru tahu orang lumpuh seperti saya bisa bergerak sejauh ini. Banyak yang temotivasi dan mau keluar rumah berusaha sehat dan bergerak paling tidak bisa bekerja menghidupi diri sendiri. Rasanya luar biasa sekali,†ungkapnya lagi.
Sempat Rasakan Sel Tahanan di Tulungagung
Banyak hal menarik yang didapatkan Mbak Sri saat menempuh perjalanan keliling Indonesia menjangkau teman sesama difabel. Salah satunya saat harus merasakan sel tahanan salah satu Polsek di Tulungagung Jawa Timur pada 2014 lalu.
Bukan lantaran melanggar lalu-lintas, namun Mbak Sri harus mencari ruang kosong untuk mengganti pampersnya karena kelumpuhan yang dialami. “Saat itu waktunya ganti pampers dan hanya ada kantor polisi sehingga saya bersama adik berhenti di sana. Polisi membantu tapi satu-satunya ruang kosong yang sel tahanan, jadilah saya ganti di sana, malah merasakan di sel akhirnya,†kenangnya tertawa.
Pengalaman tersebut begitu mengena dan menjadi kenangan bagi Mbak Sri hingga saat ini. “Rasanya saya bisa memaknai perjalanan-perjalanan saya selama ini. Pengalaman masuk sel tapi kemudian melihat teman difabel bangkit lagi, luar biasa sekali dalam keadaan seperti ini masih bisa bermanfaat bagi orang lain,†imbuhnya berkaca.