Warga Tionghoa Diminta Bantu Mengentaskan Kemiskinan

Photo Author
- Sabtu, 24 Februari 2018 | 23:19 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XIII merupakan wujud sumbangsih masyarakat Tionghoa guna memperkukuh Yogyakarta sebagai kota 'city of toleance'. Selain itu partisipasi atau peran generasi penerus Tionghoa sangat diperlukan dalam membantu mengentaskan kemiskinan dan memperkecil kesenjangan ekonomi saat ini di DIY.

Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mengatakan sejak zaman kemerdekaan RI,  masyarakat Tionghoa sudah ikut berperan serta. Hal ini tentunya harus terus diwujudkan masyarakat Tionghoa terutama generasi penerusnya saat ini.

"Kalau boleh saya menawarkan solusi, generasi penerus Tionghoa agar tetap bisa berperan bagi Indonesia adalah dengan menciptakan lapangan kerja untuk membantu mengurangi kemiskinan.  Disinilah akan terbentuk titik singgung dalam mengurangi kesenjangan ekonomi antar warga yang membutuhkan kerjasama," papar Sultan HB X dalam pembukaan PBTY XIII yang juga dihadiri Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Wuryanto, perwakilan Konsulat Republik Rakyat Tiongkok di Surabaya dan perwakilan Kementrian Pariwisata serta tamu undangan lainnya di Alun-alun Utara, Sabtu (24/02/2018).

Sultan HB X sekaligus berharap masyarakat Tionghoa di DIY untuk menjaga perilaku dan perkataan di tengah maraknya manipulasi dan hoaks. Terlebih, belum lama ini DIY sudah menjadi 'locus test case' untuk merusak iklim toleransi melalui kekerasan. "Saya berharap anggota Paguyuban Tionghoa bisa menjaga diri dalam pergaulan supaya tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menunjukkan persahabatan yang tulus," imbuhnya.

Raja Kraton Yogyakarta ini menyampaikan PBTY 2018 tidak hanya berdampak ekonomi pada kampung Ketandan dan sekitarnya saja. Namun berdampak pada pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang membuka bazar di stan PBTY sekaligus menjadi media integrasi semua kalangan dan tempat peristirahatan sejenak dari hiruk pikuk politik yang dipenuhi hoaks.

"PBTY ini adalah tempat membangun kembali semangat ke-Indonesiaan. PBTY juga merupakan wujud apresiasi wujud integrainsosial menuju Indonesia baru," tandas Sultan HB X.

Ketua Umum PBTY XIII Tri Kirana Muslidatunmenyampaikan pembukaan PBTY XIII ditandai karnaval budaya yang menamplkan hasil dari Jogja Dragon Festival (JDF)  di sepanjang Jalan Malioboro dan berakhir di Panggung Utama pembukaan PBTY di Alun-alun Utara. Seluruh peserta karnaval budaya unjuk gigi di panggung utama tersebut kemudian ditutup dengan pesta kembang api.

"PBTY XIII tetap menampilkan bazaar di Kampung Ketandan, yang baru ada Taman Lampion dan beberapa lomba-lomba menarik lainnya.  PBTY tidak lupa menampilkan wayang Potehi dan pengujung akan dimanjakan dengan 331 stand bazaar kuliner di Kampung Ketandan," tutur Tri Kirana yang akrab disapa Ana Hariyadi ini didampingi Ketua Pelaksana PBTY XIII Sugiarto.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X