Lima Juta Hektar Kebun Sawit Rakyat Rawan Hilang

Photo Author
- Sabtu, 24 Februari 2018 | 19:34 WIB

YOGYA, KRJOGJA.com - Kemajuan produksi sawit Indonesia yang kerap kali membuat negara lain cemburu harus mulai dikelola secara serius seturut arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Sumber daya manusia (SDM) disebut menjadi faktor penting penentu keberlanjutan lahan untuk rakya tersebut serta pemenuhan sisi perekonomian dan keberlanjutan industri perkebunan kedepan.

Rektor Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta Dr Ir Purwadi mengatakan negara harus benar-benar memastikan keberlanjutan lahan rakyat seluas kurang lebih 5 juta hektare di seluruh Indonesia. Pasalnya, saat ini tidak sedikit masyarakat yang diberikan hak mengurus lahan tersebut malah menyalahgunakan hak dengan menyewakan atau menjual pada pihak lain.

“Yang terjadi saat ini, pagi diberikan nama di pohon, sore sudah jadi motor. Tidak mau mengelola malah milih dijual ke pihak lain. Ini yang terjadi selama ini pada lahan perkebunan rakyat,” ungkapnya dalam diskusi media Sabtu (24/02/2018).

Kewenangan rakyat melalui desa untuk mengelola kebun rakyat saat ini juga dirasakan belum maksimal. Penyebabnya tak lain yakni tidak adanya SDM kompeten yang memahami manajerial layaknya perusahaan besar yang menguasai paling tidak 40 persen dari luasan lahan perkebunan Indonesia.

“Pemerintah harus memikirkan hal tersebut, tidak hanya membantu benih, pupuk dan hal lain yang bersifat on farm saja tapi harusnya juga investasikan SDM-nya. Di sini peran perguruan tinggi juga untuk berinovasi salah satunya mengasilkan sarjana yang ahli di bidang kelapa sawit dan berjiwa enterpreneur agar mau mengelola potensi lahan yang ada di desanya,” sambungnya.

Sementara, terkait isu miring yang hampir selalu mengiringi perjalanan industri kelapa sawit Indonesia selama ini, Purwadi menyebut bahwa hal tersebut bisa diantisipasi dengan prestasi dalam negeri yang dihasilkan dari industri tersebut. “Isu negatif pasti akan terus ada karena banyak yang iri dengan kemajuan Indonesia. Itu diambil positifnya saja agar Indonesia bisa lebih detail mengelola sawit dari produksi on farm hingga industri downstreamnya. Penelitian akademis harus terus dilakukan untuk membuat dunia percaya,” ungkapnya lagi.

Pentingnya menjangkau sisi SDM juga sempat dialami oleh Wahyudi Anggoro Hadi, Kepala Desa Panggungharjo Sewon Bantul yang desanya sempat mendapat predikat Juara Desa Nasional. Pembenahan SDM menjadi penentu saat sebelumnya desa tersebut dirasa hanya sebagai lumbung masyarakat miskin tak lagi punya tanah di Yogyakarta.

“Dulu orang miskin dan tak lagi punya tanah ya pasti jatuhnya di Panggungharjo Sewon. Lalu pembenahan SDM yang memegang peran penting bagaimana masyarakat bisa mengelola sendiri potensi sesedikit mungkin yang dimiliki hingga akhirnya berhasil,” ungkapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X