SEBAGAI mantan pecandu narkoba, Budi (38), sebut saja namanya begitu punya harapan besar untuk bisa mandiri dan produktif. Ia ingin merintis usaha yang bisa menjadi penopang kehidupan keluarganya.Â
"Selepas masa rehabilitasi ini, saya ingin membeli bahan baku sendiri dan mulai merintis usaha untuk keluarga," kata Budi saat ditemui KRJOGJA.com tengah mengikuti workshop pembuatan kerajinan kulit di rumah salah satu perajin di kawasan Manding, Kabupaten Bantul akhir Oktober lalu.Â
Budi dan dua orang mantan pencandu narkoba lain yang saat itu mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Rumah Damping Badan Narkotika Nasional Provinsi DIY (BNNP) DIY. Bagi mereka pelatihan seperti itu sangat penting untuk bekal nantinya.Â
Peserta lainnya Ega (27), mengatakan produk yang telah ia selesai kerjakan tidak akan dijual. Ia memilih untuk menggunakan produk hasil buatan tangannya."Kemarin saya sudah membuat pembungkus korek dan saya mau gunakan sendiri," ujarnya. Namun tidak menutup kemungkinan, produk yang ia buat akan dijual. Kemampuan lain yang ia punyai adalah mereparasi barang elektronik.Â
Dedi Koswara (42), perajin kulit yang mendampingi 3 orang mantan pecandu tersebut dalam pelatihan kerajinan mengatakan bahwa ia mendukung mantan pencandu mendapat bekal pelatihan softskill. Toko Harti yang ia kelola sendiri memberikan pendampingan dalam proses pelatihan tesebut.Â
Tujuannya agar produk yang dibuat mantan pecandu narkoba memiliki nilai jual. Pihaknya memfasilitasi kebutuhan peserta untuk memproduksi produk dari kulit. Bahan yang ia sediakan adalah kulit setengah jadi yang akan dibentuk menjadi barang siap pakai.
Setelah produk jadi, peserta diberikan kebebasan untuk menjual atau menggunakan hasil tangannya tersebut. "Jika ingin dijual, kita bersedia membantu. Tetapi jika ingin digunakan sendiri juga tidak mengapa karena itu adalah karya mereka," tambahnya.
Baca Juga :Â
