YOGYA, KRJOGJA.com - Kepesertaan program pensiun dan program pesangon bagi pekerja dan pemberi kerja optimis terus meningkat didukung dengan digulirkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 05/2017 tentang Iuran, Manfaat Pensiun, dan Manfaat lain Dana Pensiun. Tahun 2016 Industri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) asetnya tumbuh 32 persen atau mencapai 63.5 Triliun dibanding tahun sebelumnya Rp 48 Triliun.
"Pengelolaan DPLK asetnya mencapai Rp 230 Triliun menunjukkan potensi yang besar dilihat dari aset 2016 yang baru Rp 63,5 T, tantangan mendasar industri DPLK adalah kesadaran masyarakat/pekerja untuk menyiapkan hari tua. Dana pensiun perlu disiapkan selain Jamsostek atau BPJS," papar Ketua Perkumpulan DPLK Abdul Rahman disela Rakernas Perkumpulan DPLK & OJK yang diikuti 25 lembaga keuangan anggota Perkumpulan DPLK di Ibis Style Dagen Yogya, Sabtu (18/03/2017).
Abdul Rahman menyebutkan saat ini peserta DPLK mencapai 2,3 juta peserta baik mandiri maupun korporasi. "Industri DPLK agresif untuk menjangkau sekitar 120 juta pekerja di Indonesia baik formal maupun informal. Program pensiun penting mengingat usia harapan hidup naik di kisaran 70-an tahun, mempertahankan penghasilan yang layak di usia pensiun," papar Abdul.
Wakil Ketua Nur Hasan Kurniawan menambahkan, gebrakan terus dilakukan untuk menambah kepesartaan program pensiun. Prediksi tahun 2025 ada ledakan pensiunan mencapai 40 juta orang dan menjadi 71,6 juta pada tahun 2050 bisa mengganggu stabilitas ekonomi bila tidak ada ketersediaan dana pensiun maka industri DPLK menghimbau masyarakat #SadarPENSIUN, mulai menabung untuk masa pensiun yang sejahtera. (*-2)
