Fenomena 'Klitih' Marak, Pendiri JOXZIN Prihatin

Photo Author
- Kamis, 16 Maret 2017 | 12:30 WIB

YOGYA (KRjogja.com) - Fenomena aksi klitih yang berujung jatuhnya korban jiwa secara tidak langsung mencoreng Yogyakarta yang dikenal dengan kenyamanan dan rasa amannya. Banyak pihak menyayangkan aksi klitih yang justru dominan dilakukan oleh anak remaja belasan tahun ini.

Nurzani Setiawan, SSos salah satu pendiri geng legendaris di Jogja JOXZIN, mengaku prihatin dengan maraknya aksi klitih. Meski sama-sama tergabung dalam geng, pria yang akrab disapa Inung Nurzani ini mengatakan motivasi dan tujuan kelompok geng yang berujung klitih pada saat ini jelas berbeda dibanding zaman dulu.

"Pada era 80an saat JOXZIN terbentuk, kita memiliki ikatan persaudaraan kuat dengan basis sekolah islam di Jogja, meskipun bermula dari pertemanan nongkrong kita tidak terpikir niat untuk melakukan tindakan melukai. Beda dengan anak muda sekarang yang sengaja membawa alat untuk melukai musuhnya," ujarnya saat dihubungi KRjogja.com, Kamis (16/03/2017).

Inung mengisahkan kenakalan pada masa itu masih tergolong wajar sebagai anak muda seperti berbuat iseng corat-coret tembok hingga berkelahi. Kenakalan tersebut menurutnya sebagai pelampiasan darah muda dan rasa persaudaraan dalam satu kelompok.

"Saat itu anak muda sangat takut berurusan dengan aparat penegak hukum, tidak seperti sekarang yang justru cenderung meremehkan aparat dengan beragam alasan. Meskipun memang tidak bisa dipungkiri ini terjadi karena mereka meniru berdasarkan pengalaman atau juga doktrin dari anggota kelompok lainnya," tambahnya.

QZRUH dan JOXZIN Dua Gank Legendaris Jogja, Siapa Mereka?

JOXZIN Tidak Hanya Bisa Tawuran, Baksos pun Siap!

Diakuinya kondisi sosial budaya dan kemasyarakatan saat ini berbeda dengan era berdirinya JOXZIN saat itu. Pesatnya perkembangan teknologi dan merosotnya nilai budaya ikut berkontribusi membentuk karakter anak muda sekarang. "Sosial media seperti facebook dan lainnya, justru dimanfaatkan dengan tidak benar oleh anak-anak sekarang. Berbuat negatif justru menjadi kebanggan, apalagi bisa dibagikan dan dikomentari banyak temannya, ini yang jadi masalah anak muda kita," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X