YOGYA (KRjogja.com) - Memperingati Hari Glaukoma se-Dunia, RS Mata 'Dr Yap' Yogyakarta mengadakan skrining glaukoma gratis untuk 100 pasien, Senin (13/3). Skrining atau deteksi dini glaukoma sangat penting, agar jika seorang pasien terdiagnosa glaukoma, bisa dilakukan upaya pencegahan supaya tidak bertambah parah.
Menurut dokter spesialis mata RS Mata 'Dr Yap' Yogya, dr Retno Ekantini SpM MKes, penyakit glaukoma disebabkan saraf mata mengalami kerusakan karena adanya tekanan pada bola mata. Skrining glaukoma meliputi pengecekan tekanan bola mata menggunakan tonometer dan melihat kondisi saraf mata menggunakan alat oftalmoskop. "Srining ini upaya awal, kalau diketahui menderita glaukoma, pasien disarankan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan yang lebih komprehensif," terang Retno kepada KR
disela memeriksa pasien. Selain skrining juga diadakan operasi glaukoma gratis bagi 6 pasien tidak mampu.
Dikatakan Retno, permasalahan yang sering terjadi pada kasus glaukoma adalah pasien terlambat berobat. Itu disebabkan, glaukoma sudut terbuka, gejalanya sangat ringan atau bahkan tanpa disertai gejala, sehingga tidak diperhatikan oleh pasien. Banyak pasien yang baru datang berobat ketika lapang pandang telah mengecil/menyempit. Padahal pengobatan di fase ini, bisa dikatakan sudah terlambat. "Oleh karena itu skrining glaukoma penting dilakukan," katanya.
Direktur RS Mata 'Dr Yap' Yogyakarta, dr Enni Cahyani P SpM MKes mengatakan, di Indonesia, glaukoma menjadi penyebab kebutaan nomor 2 setelah katarak. Glaukoma sudut terbuka sering disebut sebagai si pencuri penglihatan, karena tidak disertai gejala. Ada beberapa kelompok masyarakat yang disarankan melakukan skrining glaukoma secara berkala, yaitu orang yang memiliki faktor risiko glaukoma.
Mereka adalah yang memiliki keluarga dengan riwayat penyakit glaukoma, orang dengan mata minus/plus tinggi, orang dengan riwayat diabetes mellitus, orang dengan riwayat hipertensi dan orang yang mengonsumsi obat steroid secara terus menerus. "Orang dengan faktor risiko glaukoma disarankan melakukan skrining setahun sekali," katanya. Sedangkan orang berusia 40 tahun keatas juga berpotensi menderita glaukoma, sehingga disarankan skrining 3 tahun sekali.
Menurut Enni, kerusakan saraf mata pada penyakit glaukoma belum bisa disembuhkan, sehingga upaya yang dilakukan adalah mencegah agar kerusakan tidak semakin parah. Glaukoma dapat diterapi menggunakan obat-obatan yang diberikan seumur hidup. Pada kasus yang berat dilakukan tindakan laser maupun operasi untuk menurunkan tekanan bola mata. (Dev)