YOGYA (KRjogja.com) - Media menjadi sarana menyalurkan pandangan pada publik yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kebudayaan. Sehingga media bisa menjadi penentu berkembangnya budaya di suatu daerah, seperti halnya peran media bagi kebudayaan Yogyakarta.
"Media menjadi katup pembuka dialog dengan publik. Sebuah investasi budaya yang besar. Perlu diketahui sekarang, apa investasi budaya yang sudah dilakukan. Bukan melulu soal hasil uang, tapi akan banyak keuntungan mengalir dari investasi tersebut bagi perkembangan budaya dan kebudayaan ke depan di Yogyakarta," ungkap Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono dalam Rapat Kerja Peran Media dalam Pelestarian Kebudayaan Daerah di Auditorium Lantai II Dinas Kebudayaan DIY, Kamis (17/11/2016).
Dengan begitu media memegang peran penting untuk makin mengukuhkan Yogyakarta sebagai pusat budaya. Bahkan arus utama pembangunan di Yogyakarta berbasis pada kebudayaan.
Sementara Kepala Stasiun TVRI Yogyakarta Diah Sukorini mengatakan televisi juga punya peran dalam pelestarian kebudayaan daerah. Terlebih siaran televisi memiliki pengaruh yang sangat terasa pada perlilaku, sikap, perubahan sosial dan pandangan masyarakat.
"Intinya berusaha memberikan tayangan terbaik melalui program siaran. Hal ini sangat penting untuk referensi publik, mengangkat citra daerah yang berbasis kearifan lokal," katanya.
Sedang Kepala Bidang Program dan Siaran RRI Yogyakarta Umi Iryani mengatakan harus ada sinergi untuk mewujudkan kemajuan kebudayaan di Yogyakarta. Konvergensi media jelas dibutuhkan untuk melahirkan tujuan tersebut.
Pada kesempatan sama Pemimpin Redaksi SKH Kedaulatan Rakyat Octo Lampito menjelaskan kesenian membutuhkan penonton sebagai apresiasi sekaligus arena dialog. Namun sayang, masih sedikit yang sadar publisitas.
"Padahal publisitas sebagai bahan informasi pada publik untuk proses dialogis. Ada kelompok yang mengabaikan publisitas. Asal pentas, tidak tahu cara publisitas lewat media yang akhirnya penonton berkurang," tutur Octo.