“Memang disana sebenarnya jelas terlarang untuk aktifitas warga tapi kami tetap akan berkoordinasi dengan PT KAI agar kejadian kecelakaan terulang lagi,†tegas AKBP Ade Sapari.
Bentuk koordinasi itu diminta oleh Polres Sukoharjo kepada PT KAI yakni tanda atau sinyal bagi warga sebagai bentuk peringatan kereta api akan melintas. Sebab di underpass Makamhaji Kartasura tidak ada seperti itu.
Data di Polres Sukoharjo dalam satu tahun selalu ada sedikitnya 5 orang hingga 10 orang meninggal karena tertabrak kereta api. Kecelakaan terjadi umumnya karena faktor kelalaian seperti tidak ada pintu perlintasan sehingga membuat orang menyeberang rel sembarangan.
Sebelumnya Seperti diketahui empat orang anak terserempet kereta api Malioboro Ekspres jurusan Malang-Yogyakarta di jalur underpass Makamhaji, Kartasura, Kamis (30/5) sore. Dua anak diantaranya tewas ditempat karena mengalami luka parah. Dua orang anak selamat meski mengalami luka cukup parah.
Dua anak yang tewas tersebut yakni Pandu Enggar Satya Wibisono (12) dan Faiz Hendriyanto (11) warga Grogolan RT 01 RW 05, Pucangan, Kartasura. Sedangkan korban luka yakni Udin (12) warga Grogolan, Pucangan, Kartasura. Satu korban luka lainya yakni Galih Akbar.
Saksi mata Broto (35) warga Sondakan, Laweyan, Solo menjelaskan dirinya yang bekerja sebagai satpam di salah satu apotik dekat dengan lokasi kejadian melihat sekitar pukul 15.30 awalnya para korban berkerumun duduk di rel kereta api. Tapi mereka mendadak berlari mengejar layangan. Kemungkinan anak anak tersebut tidak melihat ada kereta api melintas di rel tempat mereka berlari. Kecelakaanpun terjadi setelah empat anak tersebut tersambar kereta api.
“Kereta api melaju dari arah Solo menuju ke Yogyakarta dua tewas ditempat dan satu lagi luka cukup parah dibagian kaki dan tangan yang patah. Satu anak lagi selamat cuma mengalami lecet,†ujar Broto. (Mam)