Ketika itu pula, cara berjuang yang ber-Pancasila disemaikan, dan mewujud nyata dalam semangat ke-Bhinneka Tunggal Ika-an. Karena senyatanya, digerakkan oleh pemimpin lintas etnik dan lintas agama, yang membawa makna sejarah.
"Bahwa dari Yogyakarta-lah, tonggak awal pergulatan kita sebagai bangsa yang mencita-citakan kemerdekaan dipancangkan. Artinya, perjuangan para pemimpin itu, bukanlah untuk Yogyakarta semata, tetapi 'Dari Yogya untuk Indonesia'," tandas Sultan.
Menurut Sultan, dulu perjuangan merebut kemerdekaan memanglah jelas tergambar, dalam sengkalan tahun 1945, 'Bajraning Pakarti Pambukaning Agesang', yaitu melalui perjuangan fisik bersenjata untuk mencapai kehidupan berbangsa yang merdeka.
Dan di masa sekarang ini, perjuangan itu haruslah terus dilanjutkan, agar bangsa ini dapat hidup terhormat dalam kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan.
Merujuk pada tema Terus Melaju untuk Indonesia Maju, lanjut Sultan, bahwa esensi kalimat tersebut adalah 'Akselerasi Pembangunan' yang mengisyaratkan tindaklanjut yang lebih cepat atas pencapaian yang telah diraih Indonesia.
Sehingga, menjadi tugas bangsa inilah, untuk melanjutkan gerakan pembangunan negara, dengan aksi nyata yang progresif dan berkelanjutan.
"Dengan pandangan reflektif seperti itu, marilah kita bangun persatuan dan kesatuan bangsa dengan kerja bersama, yang menandai Peringatan ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI ini, dengan penuh rasa syukur. Bersama-sama, marilah kita perkokoh prinsip 'Satya Wacana'-Satunya Kata dan Perbuatan, dengan melibatkan seluruh komponen bangsa, sesuai perannya masing-masing, dalam orkestrasi gotong-royong, menyejahterakan Indonesia," ucap Sultan. (*)