Begini Cara Memperingati Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Photo Author
- Selasa, 26 September 2023 | 14:00 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW/Merdeka
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW/Merdeka


Krjogja.com - YOGYA - Saat ini kita sudah berada di bulan Rabiul Awal. Dengan demikian tidak lama lagi kita juga akan merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau maulid nabi.

Peristiwa penting ini diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Perayaan maulid nabi sebenarnya sudah dimulai sejak awal abad ketujuh Hijriah kemudian menyebar di seluruh penjuru dunia hingga sampai saat ini.

Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Oleh sebab itu , maka sudah seharusnya kita mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran Rasulullah SAW.

Dalam salah satu hadis qudsi dikatakan:

لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك
Artinya: Jika bukan karena engkau wahai Muhammad, tidak akan aku ciptakan alam semesta ini.

Lalu, bagaimanakah cara kita sebagai muslim dalam mengekspresikan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut penjelasannya dikutip dari laman NU Online.

Menyambut Datangnya Maulid dengan Bergembira
Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an antara cara mensyukuri atas hadirnya Rasulullah SAW di muka bumi ini adalah dengan cara bergembira.

Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Artinya: Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan (QS. Yunus: 58).

Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid memberikan petunjuk cara merayakan maulid nabi yang benar, dengan pernyataan berikut ini:

أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.

Artinya: Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca Al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, halaman 189-197).

Cara Memperingati Maulid Nabi


Dari pernyataan di atas, tiga cara merayakan maulid nabi sebagai bukti kegembiraan umat muslim atas kelahiran Rasulullah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

KRISNA, Ruang Apresiasi Kerja Kolektif Civitas Akademika

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:15 WIB
X